Gerah

Aku aksaramu, tak banyak menuntut
Tak ingin terlalu mencari perhatianmu
Aku aksaramu yang terbiarkan merana
Terseok di ruang Indramu yang dingin

Kau biarkan aku mati rasa
Kau biarkan aku hilang nada
Lama tak kudengar percik asa
Yang berlomba dengan jemari 
Nyanyian jiwa yang lenakan aku akan asa tinggi ke bintang

Lama kita tak bertamasya
Susuri relung sempit kota tua
Ataupun manja metropolitan yang menggoda
Kau biarkan aku menjadi tua tanpa perlawanan

Hingga suatu saat, 
Ku dapati kau mulai menemui ku
Berceloteh manja dengan semua riangmu
Remajamu terhirup dari binar matamu

Kau pungut aku satu demi satu
Kau pertemukan aku dengan masa kini
Kau buat aku tersipu dengan semua harap baru itu
Kau katakan, cinta padaku

Aku aksaramu, yang selalu rindu
Pada sejuta petualangan kita
Aku rindu pada mesramu padaku
Aku rindu pada lembut caramu
Sekarang, jadikan aku pasangan rasamu.

Komentar

  1. Aku aksaramu...
    Membuatku terpaku
    Sunggu indah puisimu
    Semoga kelak lahirlah buku
    Tentang puisimu dan aku.
    Eyaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini lagi cari bahan bakar,Bu...untuk nulis kisah inspiratif yang tak terlupakan.

      Hapus
  2. Aksara yang mulai bergelora, membahana..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Membelah jiwa hingga keluarkan semua rasa,berkeringat iya, bahagia,pasti.

      Hapus
  3. Dan...biarkan rasaku menggebu
    Membiru dalam senyapnya kalbu
    Memuja tanpa bersuara
    Diantara ghirah dan tautan aksara...
    Indah lambaikan angan
    Menjulang bak pancawarna
    Dalam buaian senja temaram





    BalasHapus
    Balasan
    1. Senja tak selalu janjikan kelam, karena dalam senja selalu ada harapan bahwa esok mentari kan hadir Sinari hari. Terima kasih atas apresiasinya, salam literasi.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi

Menulislah, karena engkau berharga

Ketika Tidak menjadi Iya Plus Bonus dariNya