Hatiku...selamat malam
Rasa syukur kerap tereja dengan terbata karena tidak setiap situasi mampu bermuara pada syukur. Hatiku, selalulah berharap menjadi hati yang bersyukur atas apapun yang terjadi. Berikan waktu pada diri untuk menikmati itu dalam sendiri.
Terkadang, kita memang perlu sendiri, menepi sesaat dari hiruk pikuk dunia yang kerap hadirkan rasa kecewa di dada. Bukan untuk pergi atau berlari tapi sekedar untuk menghela nafas, menata diri agar mampu melihat situasi yang ada dari sudut pandang yang berbeda.
Meskipun kemudian ada kibasan kecewa maka kembalilah menghela nafas untuk segera mengobati diri. Biarkan ia mengalir tanpa harus memaksa.
Sungguh kita tak akan mampu meminta orang untuk membahagiakan kita. Bukankah untuk melihat orang tersenyum, kita harus melempar senyum terlebih dahulu. Begitu pula dengan bahagia, bagaimana kita bisa menuntut orang untuk membahagiakan kita, bila kita sendiri kerap lupa untuk bahagia.
Bahagia lah diriku hingga bahagia itu kan terpancar dan menulari sekitarmu. Mulailah belajar untuk bahagia, sehingga pancaran rasa itu dapat dirasakan oleh sekitarmu dan akhirnya akan mengembalikan bahagia itu pada dirimu dengan kuadrat lebih tinggi.
Ingat lah juga bahwa kita perlu tersenyum pada diri sendiri, atas sesuatu yang telah kita raih, sebagai penguatan diri bahwa kita beharga. Juga, perlu mentertawakan diri sendiri atas kekonyolan yang telah kita lakukan.
Kembali diingatkan oleh Oom Jay, Bapak Wijaya Kusumah, seorang Blogger keren, bahwa kita perlu menertawakan diri sendiri, sebagai suatu bentuk apresiasi kita terhadap diri sendiri atas sesuatu yang kita lakukan tapi berasa kurang sesuai untuk satu situasi.
Duhai jiwa yang tenang, ramahlah atas situasi yang kerap bikin gamang. Sehingga engkau akan merasa betapa nyaman menjadi seseorang yang berdamai dengan dirinya sendiri.
Nikmat apa yang telah engkau dustai, sebab Ia Yang Maha Sempurna sangat tahu apa yang terjadi padamu. Jadi, jangan pernah ragu untuk mengurai semua resah itu dihadapanNya. Ia yang punya, Ia yang berikan, maka hanya padaNya jua semua yang menyesakkan hati kan terselesaikan.
Selamat malam, sebuah muhasabah diri di ujung hari sebelum kantuk menghampiri. Malam kerap hadirkan rasa sebagai kilas balik atas apa yang terjadi ketika mentari memeluk diri.
Sedikit waktu yang tersisa di ujung malam sungguh akan hadirkan rasa beharga pada diri. Bahwa menjadi ikhlas atas semua yang terjadi dan memaafkan akan ringankan hati untuk berselancar dalam nyenyak yang bahagia.
Selamat malam, selamat tidur!
Pohon jati merangas kala kemarau
BalasHapusBersemi lagi saat hujan tiba
Bener Pak, sebab jati meranggas di kemarau tapi ia menghijau di musim penghujan, terimakasih atas kunjungannya, salam literasi.
HapusKeren Bun...
BalasHapusYg jelas gambar dah bisa masuk....makasih ok.
HapusBahasanya keren euy
BalasHapusTerimakasih,Bu.
HapusKeren bun, bahasanya puitis, spesialis puisi nih
BalasHapusHehe...ngak juga...masih belajar,Bun.
Hapus