Luka hari
Sebuah luka tertoreh hari ini
Tak berdarah memang, tetapi memarkan rasaku
Fisikku tak perih namun kreativitas ku terkhianati
Aku wakilkan rasaku padanya
Aku alirkan luapan rinduku diujung kuasanya
Aku sandarkan rasa percayaku pada ia yang mulai kucinta dengan caraku
Akupun siap menjadi pecinta yang setia
Setiap getar lembutnya kunikmati
Gemuruh hatiku kuarungi dalam aksara yang timbul satu satu
Aku rasakan rona bahagia karena ia mengalir dengan lembut tanpa paksaan
Ku kabarkan pada dunia pesona aksara yang bertakhta di awal pagi
Mentari bahagia, semilir sejuk menyesap hingga ke dunia imajinasi
Aku berputar dalam senandung
Bahagiaku terpatri di dinding biru
Hingga sedikit terlupa, aku pendatang baru
Perlu berguru perlu banyak ilmu
Kucoba nikmati permainan ini
Kubiarkan jemariku liar menari
Kubiarkan ia mengetuk sesuatu yang tak ku mengerti
Sesuatu terjadi, ia menghilang
Dunia baruku riuh, saling menyalahkan
Imajinasi ku sesak, pepat udara
Abu abukan bahagiaku
Ia yang hilang tak kutemukan
Begitu mudah ia datang, aku bahagia
Begitu mudah ia menghilang, aku nanar.
Keren bu
BalasHapusTerima kasih Bu.
HapusSemoga ini jadi pembelajaran ya bunda...
BalasHapusBener...pembelajaran dan belajar...berkata dasar sama, berbeda dlm prosesnya.
Hapusdatang dan hilang adalah suratan takdirnya
BalasHapustak kuasa siapapun mencegah datangnya dan kepergiannya
biarkan saja begitu adanya
karena sejatinya hanya Allah saja yang akan tetap ada...
KREN BU SUSI.
Kalau tiap hari 1 puissi dalam 2 bulan buku solo ibu
tentang Jiwaku dan Semesta Raya
bisa dicetak
Semoga Pak...seperti penguatan Bu Kanjeng, semua karena proses dan mau berproses...salam takzim saya untuk Bapak.
Hapus