Menyapa penerbit mayor

Kemarin dengan  rasa aku berkisah tentang rasa yang bertaut. Tanpa bersua, perkenalan ini terasa mendalam. Dan hari ini, kembali tersentak diri dengan rasa itu, betapa kebaikan menggemai dinding gadget dengan selaksa makna yang tak mampu terurai satu-satu.

Kiat membuat buku mayor adalah tajuk pertemuan yang ke dua belas malam ini. Materi mendalam yang dibawakan dengan ringan oleh pemateri hebat yang bernama lengkap Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA., Mphil., MA. Dengan begitu sederhana tapi mengguncang rasa, materi ini terasa begitu dalam tersampaikan ke diri yang masih sangat kurang belajar ini.

Dalam resume yang pernah dibuatnya, Ibu moderator yang berlian, Aam Nurhasanah pernah menuliskan, berdasar materi yang diterimanya, bahwa ada dua jenis buku di pasaran yaitu,
1. Buku teks, buku yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
2. Buku non-teks, buku yang tidak selalu digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Selalu ada tanya dalam diri penulis pemula bagaimana agar tulisannya dapat diterima oleh penerbit ( writing preneurship). Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penulis harus menentukan tujuan penulis. Bagaimana buku tersebut bisa diterbitkan. Publikasi bagi akademisi itu untuk apa?
Publikasi tersebut dapat dikategorikan sebagai;
1. Orientasi pada provit royalti
2. Nirlaba ( tidak mencari untung)
3. Branding (promosi diri)
4. Memenuhi regulasi / akreditasi.

Selain itu penulis pemulapun harus mengetahui bahwa ada 4 steak holder
dalam dunia penerbitan buku. Keempat steak holder tersebut adalah,
1. Penerbit itu sendiri
2. Penyalur, ditangannya buku yang kita tulis akan sampai kepada pembaca
3. Pembaca, orang yang akan menikmati karya kita
4. Penulis, kita yang menulis buku.

Apa yang akan diperoleh penulis bila bukunya berhasil diterbitkan? Tentu penulis akan mendapatkan reward dari buku yang berhasil diterbitkan penulis mayor, yaitu 
1. Kepuasan/ kebanggan diri
2. Reputasi
3. Karier
4. Uang/.royalti

Setiap penerbit mayor biasanya memiliki kriteria tertentu sebelum menerbitkan sebuah buku. Layak tidaknya sebuah buku diterbitkan harus memenuhi beberapa kriteria,
1. Menarik tidaknya judul/ topik yang disampaikan dalam buku tersebut. Topik yang sedang trend dan menjadi perbincangan hangat di masyarakat adalah sesuatu yang sangat menarik bagi penerbit.
2. Seberapa dikenal penulis oleh masyarakat. Disini Prof yang memiliki segudang ilmu ini berperan. Dengan adanya penulis kedua, beliau mendampingi penulis baru, para guru yang aktif di komunitas belajar menulis ini, sebagai penulis kedua. Dengan adanya penulis kedua yang telah dikenal masyarakat tentu akan meningkatkan ketertarikan dan daya jual buku tersebut.

Kebetulan penerbit Andi, penerbit yang membersamai komunitas belajar menulis yang dimotori Oom Jay ini memiliki sistem penilaian tersendiri dalam menerbitkan buku di bawah naungannya. Penilaian tersebut meliputi,
1. Editorial bobot 10 %
2. Peluang potensi bobot pasar 50%
3. Keilmuan bobot 30%
4. Reputasi bobot 10%

Lalu bagaimana cara Profesor yang lahir di Jakarta, 24 Januari 1969 ini mematik semangat para peserta komunitas belajar menulis dalam menyusun sebuah buku hanya dalam waktu dua Minggu ini? Sebuah tantangan besar yang harus disambut peserta belajar menulis.

Ia pun menguraikan langkah- langkah yang ditempuhnya dalam membimbing para peserta agar mampu menulis buku untuk layak diterbitkan oleh penerbit mayor, Penerbit Andi.

Langkah tersebut adalah,
1. Ia meminta para peserta terlebih dahulu singgah di YouTube channel nya, Ekoji Channel, melihat video pembelajaran  yang diunggahnya.
2. Setelah itu, para peserta diminta untuk memilih salah satu video yang menarik perhatiannya.
3. Selama seminggu peserta diminta untuk menuliskan apa yang telah diutarakannya dalam video tersebut. Baik secara verbatim maupun menggunakan bahasa sendiri.
4. Setelah melihat hasil tulisan yang telah dibuat peserta maka dibuatkan lah table of contents / daftar isi yang kira-kira sesuai dengan materi yang telah disampaikan.
5. Peserta diminta mencari sumber lain di Internet mengenai konten/topik serupa dan.menuliskannya kembali dengan kata-kata.sendiri untuk memperkaya tulisan.yanh telah dibuat.
6. Tulisan yang sudah jadi diserahkan ke penerbit Andi untuk dilihat kemungkinan terbitnya.
7. Penerbit Andi melakukan telaah/kurasi dan menetapkan sebagian besar tulisan tersebut dapat diterbitkan dan beberapa yang lain perlu direvisi.
8. Akhirnya, simsalabim, terbitlah buku tersebut. Dimana para guru berposisi sebagai penulis pertama dan Profesor sebagai penulis kedua.

Sebuah peristiwa menjadi awal bagi beliau menulis, di tahun 1998, disaat harga dolar melambung begitu tinggi berakibat buku-buku terbitan luar negeri ikut melambung harganya. Hal ini tentu saja sangat dirasakan oleh para mahasiswa beliau yang kuliah di strata dua. Maka atas usul mahasiswanya agar beliau menuliskan kembali buku-buku yang diterbitkan oleh penerbit luar negeri tersebut tentu saja harganya tidak lah semahal buku- buku luar tersebut.

Berawal dari sinilah beliau mulai menulis, merangkum buku-buku tersebut dan menerbitkannya. Akhirnya, para mahasiswa bisa menikmati buku tersebut dengan harga yang lebih terjangkau. Hingga kini, 50 judul buku telah diterbitkannya dan ratusan tulisannya pun telah dipublikasikan, baik tulisan populer
ataupun tulisan akademis.

Pertemuan ini begitu singkat, kesibukan beliau mengharuskan perpisahan terjadi lebih awal.Namun, semangat dan niat tulus beliau mampu bicara lebih banyak meski waktu begitu singkat.

Dahulu, beliau mampu menangkap pendaran asa para guru yang ingin karyanya terpajang rapi di rak buku Gramedia atau toko buku lainnya, dan saat inipun mungkin pedar asa itu tak berubah. 

Ketulusan itu terhampar begitu nyaman
Tak memaksa memang
Namun tantangan tetaplah tantangan
Rindu dibersamai, rindu diejawantahkan dalam karya konkrit
Ketika mimpi tak lagi terkucilkan oleh enggan
Ketika mimpi mampu mengalir menjadi nyata
Maka biarkanlah tulisanmu menemukan takdirnya, ujar Buya Hamka

Komentar

  1. Semangat terus, jangan kasih kendor 👊😎

    BalasHapus
  2. Yes makin lengkap resumenya seperti baca buku

    BalasHapus
  3. Semakin oke resumenya bu, kereen

    BalasHapus
  4. saya menu kosa kata baru. smagat bu susi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Bu Herlin...semangat juga untuk Ibu.

      Hapus
  5. RESUME YANG MANTUL. INDAH DAN RAPIH.

    KREN

    BalasHapus
  6. Gaya bahasanya selalu menggoda bunda

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi

Menulislah, karena engkau berharga

Ketika Tidak menjadi Iya Plus Bonus dariNya