Rasa itu
Selama ini gawai hanya dipakai untuk urusan daring buah hatiku yang duduk di kelas II SD. Itulah penggunaan gawai yang paling bermanfaat, selain sekedar haha hihi dengan teman lama atau berselancar di you tube dan facebook. Akan tetapi, untuk kali ini berbeda. Serasa, benda sok pintar ini menjadi teman baru yang menjanjikan keasyikan baru untuk dijadikan sahabat.
Berawal dari perkenalan seorang adik dengan komunitas menulis yang ia tularkan, akupun terbius. Terbius pada kisah lama yang sudah sekian lama terabaikan. Meski pada awalnya, pesimis pasti ada, zona nyaman dengan segala rutinitas yang kerap menjebak dengan kegiatan yang itu – itu saja seolah tercairkan oleh hasrat yang terlelap sekian lama.
Grup wa menulis ini pun kerap menggoda untuk ditelusuri, keterbatasan pasti ada, kata blogger yang biasanya hanya menjadi hiasan di judul judul artikel ternyata saatnya untuk diulik lebih jauh. Maka, jadilah keponakan yang cantik sebagai pendamping pembuatan blok. Karena kita terpisah pulau, pendampingan pun jadi belum tuntas.
Pergulatan diri pun sering terjadi, mengingat pembenaran tentang serangkaian kesibukan kesaharian seolah menjadi bukti benar bahwa,” apa mampu ya, apa bisa ya?”. Resume yang menjadi PR seolah menjadi bukti bahwa komunitas ini memiliki konsekuensi yang harus dipatuhi.
Tetapi, malam ini...setelah tak hadir di zoom meeting, “Grand Opening”, ada rasa yang tidak bisa dipungkiri. Setelah melihat tautan (?) Grand Opening, membaca aturan main komunitas ini, dan komentar peserta serta, ini point pentingnya...,kesabaran orang – orang yang terlibat dalam proses pendampingan komunitas ini. Ada rasa hangat sekaligus haru yang mengalir didada.
Kita tidak pernah bertemu, kita belum pernah bertegur sapa...tetapi Bapak dan Ibu begitu bersemangat dalam membersamai kami untuk menjadi akrab dan setia dalam dunia yang baru ini. Persahabatan dan ketulusan terasa terulur menyambut kami, anggota baru komunitas menulis di gelombang 21 ini.
Maafkan saya, Bapak dan Ibu anggota grup WA gelombang 21 ini, bila telah lancang mencoba mewakilkan rasa Bapak dan Ibu untuk mengucapkan terima kasih, atas kehangatan dan ketulusan yang terulur dalam menyambut kita dan membersamai kita menyelami dunia literasi agar kami cinta dan bangga dengan buah karya kami. Semoga kebersamaan kita sungguh menjadi manfaat dan pengalaman luar biasa bagi kami.
Terima kasih, salam literasi.
Good
BalasHapusGood
BalasHapusgood
BalasHapusGood
BalasHapusTks
HapusBagus
BalasHapusbagus
BalasHapusAamiin... semoga kita bisa Bun..
BalasHapus