Senja yang sempurna
Pengap sore, robek sorak Sorai
Empat petarung dengan perlengkapan perang
Bertarung buktikan yang terbaik
Orasi menjadi amunisi
Adab dan akhlak menjadi senjata
Pertarungan sengit bermula
Mereka yang berperang menebar pesona
Tutur kata santun senyum sana sini
Redamkan hasut yang membingkai wajah
Para panglima siaga
Para tentara merangsek
Sementara ibu cantik berjibaku dengan semerbak rempah redakan emosi
Duhai...terdengar kecipak manja kopi hitam
Wajah tegang, keluar satu satu dari bilik sempit
Sementara disudut bianglala, selidik mata menghitung jari-jari
Tetap saja ada kerling manja buat penasaran
Mentari merangkak naik, saatnya kita Dedah maunya
Menghitung satu satu mulai
Wajah tegang menikah dengan wajah sumringah
Menghujam itu - itu saja yang diucapkan
Gelak terdengar, memasung mereka yang penasaran
Pejuang mulai percaya diri, berbanding terbalik dengan mereka yang rugi
Hingga terdapatlah hasil akhir
Ia yang dicintai yang tua, disayang yang muda berjaya
Kepalan tangan, tinju kegamangan yang kaku
Hancurkan ketidakpuasan dan penasaran
Tak ada emosi, tak ada caci maki
Ia yang dicinta yang berjaya
Kembali memahat pesona akhlak dan adab mulia di lima tahun kemuka
Selamat Ujung hari memenangkan engkau
(purna Pilkades)
Mantul
BalasHapusMatur nuwun, Pak.
HapusPilkada kah Bun ..
BalasHapusPilkades....😄
BalasHapusSukses bun dgn pilkadax
BalasHapusIya Bunda...lagi liat Pilkades...jd pengen buat puisi...padahal ngak ikutan nyoblos. Terimakasih dah mampir,Bun.
Hapus