Dongeng imajinasi

Setelah panas terik seharian tadi yang berakibat kegembiaraan bagi, faatih anakku, karena hadiah air hangat dari Allah untuk mandi sorenya. Bila mentari terik bersinar di siang hari artinya air di penampungan air menjadi hangat, 
menurut anakku enak buat mandi sore.

Ketika malam melaju semakin dalam kantuknya datang, dan kembali Allah hadirkan bonus lagi untuknya, hujan. Hujan di malam hari menjanjikan tidurnya semakin nyaman karena udara yang sejuk mempercepat kantuk datang. Faatih pun tertidur dalam pelukan udara sejuk yang nyaman.

Senin malam, Rabu malam dan Jumat malam adalah malam yang berbeda bagi anakku. Tidak ada obrolan ringan sebelum tidur, apalagi dongeng " imajinasi umi". Sebab ini adalah malam- malam dimana ia harus rela membiarkan emaknya bercengkrama dengan gadget. Meskipun, sesekali rajuk manjanya membuat suasana sedikit drama.

Tetapi lelaki kecilku ini mengerti bahwa  emaknya mau sekolah lagi. Sekolah orang tua itu ngak harus pagi, malam pun bisa karena orang tua memiliki keperluan yang berbeda dengan anak-anak, pahamnya.

Jadilah situasi kontras muncul, ia bersama abinya bobok duluan.  Sedangkan, si emak bertapa di meja makan dengan buku hitam yang menjadi pegangan wajib disaat sekolah jadwal sekolah malam tiba.

Kicau kecil anakku kadang terdengar lucu tapi kadang bikin kheki. " Iya, belajar tapi jangan lupa siapin dulu keperluan anaknya, baju untuk besok dah siap,Mi?" ujarnya lugu. Lalu dengan merengek minta abinya mendongeng imajinasi. Mendongeng imajinasi perlu usaha keras lho.

Dongeng imajinasi artinya emak dan abinya, mendongeng berdasarkan imajinasi kami tetapi judul nya sudah ditentukan oleh Faatih. Maka jadilah acara menjelang bobok ini memaksa kami untuk bercerita sesuai yang diinginkan anakku. Misalnya persahabatan macan dengan buaya, persahabat kerbau dengan kuda dan sebagainya

Judul yang telah ditetapkan ini terkadang menimbulkan pertengkaran kecil kami, sebab terkadang judulnya terlalu maksa, misal persahabatan semut dengan kupu-kupu...kan sulit menemukan relasi keduanya, apalagi ngantuk manja banget pengen segera ditemui.

Tapi anehnya, disaat seperti itu kog bisa, imajinasi bekerja dengan manis dan lancar. Tapi, kalau beda tempat dan waktu rasanya sulit sekali membuat sebuah cerita seperti bila bersama Faatih.

Sebuah cerita anak yang ingin diikutkan pada buku antologi, sampai sekarang belum selesai juga disusun. Apa harus menunggu faatih memaksa ya? Atau karena faatih pintar menggali imajinasi emaknya, meski ia pun tidak sadari itu.

Malam makin larut. Ia pun nyenyak dalam lelapnya. Mimpi indah sayang, seindah duniamu yang suka dongeng imajinasi Umi dan Abi.  Sayang kamu selalu. 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi

Menulislah, karena engkau berharga

Ketika Tidak menjadi Iya Plus Bonus dariNya