On line atau Of line, sama asyik

Aku sedang menantikan aksara indah
Seindah malam atau pun siang
Aku inginkan ia indah seperti adanya
Tak perlu rekayasa, 
Tapi aku yang kerap tak mampu menangkap keindahan itu
Terus mengeluh mengapa mereka tak penuhi ekspektasi anganku
Lalu, sebuah kerikil hampiri ku
Kecil, tapi ia berada tepat di titik sakit itu
Membuatku tersadar pada sebuah keterpanaan
Tak akan ada yang buatku bahagia,
Bila aku tak mampu hargai ia yang kecil
Yang ternyata ada dihadapan hadir ikhlas
Tak menuntut sebuah harga

Malam kedua puluh satu, tanpa terasa pertemuan ini telah berjalan di titik dua puluh satu. Satu titik yang semakin membulatkan tekad, mau dibawa kemana hubungan kita..kog jadi nyanyi
Di titik ini sebuah materi menarik dibawakan dengan menarik oleh narasumber berpengalaman yang telah bergelut demikian intens di dunia pemasaran buku. Agus Subardana, M.M, Direktur Bagian  Pemasaran Buku di Penerbit Andi adalah seorang yang mumpuni di bidang nya. Sedangkan moderator kita malam ini adalah Miss Phia, seorang wanita pintar yang menguasai bahasa Inggris, Jerman dan Spanyol, keren kan.
Sebagai pembuka materinya, Pak Agus mengungkapkan masalah besar yang dihadapi pelaku penerbitan buku saat pandemi. Dari awal pandemi, Maret 2020 hingga Oktober 2021, penjualan buku di Indonesia nyaris tiarap. Bagaimana tidak, pembatasan-pembatasan kegiatan sosial di masa pandemi otomatis telah membuat pengunjung di toko toko buku terjun bebas secara kuantitas. Belum lagi kondisi ekonomi yang bergerak sangat lambat membuat masyarakat lebih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan primer, pangan, dari pada membeli buku.
Padahal, buku adalah sarana utama dalam proses pembelajaran serta salah satu sarana penyampaian informasi yang utama . Ketersediaan buku yang dapat dinikmati publik merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat budaya baca di Indonesia. Tingginya budaya baca tentu akan mendorong terciptanya gairah bagi pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku.
Akan tetapi, pandemi yang negara kita alami sungguh membawa trend negatif dalam penjualan buku. Hingga cukup lama bagi penerbit mayor ini untuk menemukan momentum mengembalikan angka penjualan buku ke titik yang menggembirakan.
Hingga pada akhirnya, per Oktober 2021, momentum itu kembali diperoleh. Pelonggaran berkegiatan sosial oleh pemerintah membawa trend positif  terhadap angka capaian penjualan buku. Ditandai dengan, perlahan tapi pasti, tingginya jumlah pengunjung ke toko buku.
Geliat angka penjualan buku pun menunjukkan peningkatannya. Hal ini tentu saja membawa angin segar bagi para penerbit mayor dalam memproduksi buku untuk dipersembahkan kepada masyarakat.
Dampak Corona yang memaksa masyarakat beraktivitas di rumah ternyata telah memunculkan cara penjualan yang baru. Toko-toko buku yang terpaksa harus tutup, di mulai bulan Maret 2020 karena memang jumlah pengunjung yang terus menurun secara drastis memaksa directselling tidak lagi menjadi senjata ampuh dalam dunia marketing. Banyak instansi yang dengan sadar memangkas anggaran pembelian buku karena dialokasikan untuk hal lain. Imbasnya angka penjualan bukupun terkoreksi tajam.
Maka pemasaran bukupun mulai dengan strategi baru, yaitu
1. Serangan udara ( on line)
2. Serangan darat ( off line)

Serangan udara ( on line)
Akibat masyarakat dibatasi berkegiatan secara langsung maka berkembang pesatlah dunia digital. Pesatnya transformasi di bidang digital memang memaksa individu untuk meminimalisir interaksi antar individu. Dunia pemasaran pun akhirnya terkoreksi menjadi digital marketing. Setelah directmarketing berubah menjadi digital marketing, ditemukanlah beberapa keuntungan. Ternyata digital marketing memiliki manfaat berikut,
1. Biayanya murah
2. Daya jangkau pemasarannya luas
3. Proses sampainya produk(buku) ke tangan pembeli lebih cepat
4. Lebih mudah menentukan target pasar
5. Komunikasi antar penjual dan pembeli menjadi jauh lebih cepat, efisien.
6. Bonusnya adalah, karya-karya yang ditawarkan ke konsumen lebih cepat populer sehingga penjualan buku menjadi jauh lebih mudah.
Penerbit lebih mudah mempromosikan buku lewat on line atau market place. Penerbit bisa langsung masuk ke web site utama penjualan on line. Selain itu, secara proaktive dapat terus melakukan promosi. 

Dengan promosi yang terus menerus ini diharapkan,
1. Dapat menyebarkan informasi tentang produk secara masif
2. Menjaring konsumen baru dan menjaga loyalitas konsumen lama
3. Menjaga kestabilan penjualan disaat pasar lesu
4. Menaikkan penjualan dan profit
5. Membandingkan keunggulan produk dengan pesaing
6. Membentuk citra positif di benak konsumen
7. Mengubah tingkah laku ( yang tadinya malas beli buku,jadi rajin beli buku), persepsi dan pendapat konsumen.
Di Penerbit Andi sendiri, Pak Agus mengungkapkan ada sepuluh tenaga marketing online yang sangat solid. Mereka inilah yang menjadi ujung tombak penjualan online atau melakukan serangan melalui udara, dan hasilnya memang dirasakan positif oleh perusahaan.
Selain itu, pemasaran produk dapat dilakukan melalui komunitas. Jaringan komunitas dapat menjadi jalan promosi efektif dalam dunia marketing. Efektivitas dan efisiensi jaringan komunitas ini diharapkan mampu untuk mendongkrak tingginya keberhasilan penjualan produk, dalam hal ini buku. Untuk itu kita harus proaktive, menjaga komunikasi yang erat, juga kita harus mampu menjaga integritas sebagai penyedia buku- buku yang dibutuhkan masyarakat.

Serangan darat ( off line)
Selain memperhatikan strategi pemasaran secara on line, strategi pemasaran secara off line pun harus menjadi perhatian utama juga. Penetrasi pasar yang efektif pun harus dipikirkan dengan cermat. Dunia marketing adalah dunia yang tidak hanya menuntut keaktifan pelakunya, tapi kreativitas dituntut tanpa batas. 
Agar penetrasi dapat efektif maka dibuatlah pemetaan wilayah. Pemetaan wilayah ini didasarkan pada potensi ekonomi yang terdapat di wilayah tersebut. Dari pemetaan potensi pasar yang sangat baik ini telah menghantarkan jumlah cabang penerbit Andi ke angka 90 cabang yang tersebar di antara Aceh hingga Papua, mengagumkan.
Dalam strategi pemasaran off line, penerbit menentukan saluran distribusi di toko buku. Saluran distribusi itu membagi toko buku dalam tiga kelompok besar yaitu,
1. Toko buku modern, contoh Gramedia. Yang memiliki laporan transaksi lebih modern dan tersistem dengan baik, sehingga mudah untuk melakukan pengecekan. Baik pengecekan penjualan ataupun pengecekan ketersediaan produk.
2. Toko buku seni modern, sistem administrasi mulai dikendalikan secara digital tapi belum keseluruhannya, jadi terkadang penerbit masih perlu secara manual melakukan pengecekan.
3. Toko buku tradisional. Sistem yang berjalan masih secara manual. Sehingga sistem administrasi nya pun masih dilakukan secara manual.
Untuk toko buku secara tradisional agak sulit untuk menerapkan sistem konsinyiasi, titip jual.
Di toko buku, promosi dilakukan dengan cara,
1. Menguasai display, supaya tampilan buku terlihat dan menonjol
2. Menggunakan promosi internal dengan menggunakan neon box dan banner
3. Menyelenggarakan bedah buku dan memberikan diskon yang menarik
4. Mengadakan event tematik
5. Secara aktif menjalin komunikasi yang erat dengan toko buku modern

Selain itu, dalam direct selling dipetakan jenis buku berdasarkan target pasarnya. Berdasarkan target pasar buku dipetakan ke dalam buku pendidikan, buku teks perguruan tinggi dan buku referensi.
Tenaga marketing pada direct selling pun harus bekerja keras dalam menjalin interaksi dengan calon pembelinya. Tugas sales pada direct selling ini adalah menerobos ke jantung konsumen, bila itu sekolah maka sales akan mengunjungi sekolah tujuan bertemu langsung dengan kepala sekolah, atau guru yang dianggap potensial menggunakan buku tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Bila sasarannya adalah perguruan tinggi maka sales akan berkunjung ke perguruan tinggi yang dimaksud bertemu dengan pihak yang berwenang dalam pengadaan buku, bila perpustakaan, maka sales akan mengunjungi perpustakaan yang dimaksud.
Dengan demikian, diharapkan terjalinnya komunikasi yang positif dan kesepahaman yang erat antara penerbit dan calon konsumennya. Komunikasi yang terjalin positif dengan pihak internal di sekolah, di kampus atau di perpustakaan ini lah yang kemudian diharapkan akan berimbas pada tingginya tingkat pemesanan dan penjualan buku.

Tak lupa, Pak Agus pun mencantumkan syarat dan cara pengiriman naskah ke penerbit Andi.

Persyaratan & Tata Cara Pengiriman Naskah ke Penerbit ANDI
Tentukan jenis naskah apa yang ingin di tulis:

Jika sudah menentukan jenis naskah apa yang akan kamu tulis, penerbit ANDI memiliki beberapa prosedur dalam proses penulisan dan pengiriman, di antaranya;
1. Mengetik naskah dengan rapi menggunakan font Times New Roman (atau sejenisnya) dan font 12 pt.
2. Panjang naskah tidak kurang lebih dari 150 halaman kertas A4.
Yang terakhir adalah memberikan beberapa lampiran berikut saat kamu mengirimkan naskah.
1. Sinopsis
Pastikan kamu sudah menulis sinopsis dengan tepat. Sinopsis tidak boleh lebih dari dua halaman dan sinopsismu harus sudah merangkum isi naskah secara keseluruhan agar penerbit dapat menangkap garis besar naskah.
2. Proposal
Tulis proposal singkat yang menjelaskan alasan dari Penerbit ANDI untuk menerbitkan naskahmu. Proposal yang kamu tulis harus kurang dari dua halaman.
3. Data Diri
Cantumkan data dirimu. Data diri dapat berupa latar belakang, kompetensi yang kamu miliki, maupun keterlibatanmu dalam suatu keanggotaan atau organisasi tertentu
Ayo, Bapak dan Ibu peserta belajar menulis gelombang 21, penerbit Andi menunggu kiprah kita lho.

Demikianlah tentang sekelumit dunia marketing yang digeluti oleh narasumber malam ini. Membuka mata kita bahwa untuk berada di pangkuan sebuah buku telah menjalani serangkaian proses dan pemikiran yang tidak sederhana.
Keuletan, kegigihan dan semangat akan selalu tersimpan rapi dari sebuah buku yang berada dalam genggaman kita.
Di akhir pertemuan Pak Agus berujar,
Menulis adalah berjuang, penulis adalah pahlawan yang akan dikenang selama lamanya, lembaran karya merupakan Medan pertempuran, pena adalah senjatanya. Buku merupakan gudang ilmu, yang kuncinya adalah membaca. Dengan membaca berarti kita telah menyibak jendela dunia.

Tak diragukan arti aksara
Tergantung rapi dari A hingga Z
Menjadi artefak tak berjiwa karena terabaikan
Aksara untaian gambar huruf itu
Kan bahagia bila bermakna
Dalam padu padan konsonan vokal
Curah rasa, berdayakan karya
Hingga terpatri di dinding dunia

(Suatu malam ketika me time ku menjadi berkualitas)


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi

Menulislah, karena engkau berharga

Ketika Tidak menjadi Iya Plus Bonus dariNya