Dinamika cairkan ilmiah menjadi pop

A to Z, hanya berkisar 26
Tak banyak dalam kuantitas
Namun tak berbatas dalam kualitas
Ia mampu mewakilkan apapun yang kita mau
Bahkan ia siap diperalat untuk diambil keuntungannya
Engkau yang sedang memuja cinta akan mengalirkan rasamu padanya
Kau curahkan rasa sekedar ntuk mewakilkan romantisme hatimu
Kau yang sedang menahan amarah, kau pun akan mewakilkan dirimu dengannya meski harus waspada dan hati-hati
Sedang kau yang berilmu, kau akan mengakrabinya dalam menyampaikan maumu pada dunia
Itulah ia aksara, terbatas dalam bilangnya namun tak pernah terbatas dalam rasa yang hendak engkau arungi

Ini pertemuan kita yang ke 6, di kelas menulis gelombang 24 ini kita kembali menyatukan rasa, menyatukan irama malam dalam gelombang yang sama di kelas hebat bersama orang-orang hebat. Dua ini guru cantik siap membersamai kita beliau adalah Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd selalu narasumber dan Ibu Raliyanti selaku moderator.

Kedua wanita hebat ini sama-sama lulusan dari kelas menulis bersama PGRI yang dimotori Oom Jay. Mereka telah lebih dahulu merasakan hebatnya kelas menulis yang sedang kita nikmati saat ini.

Mengusung tajuk Menulis Buku dari Karya Ilmiah. Tentu hadir rasa penasaran, apa saja yang harus dilakukan saat mengubah wujud karya tulis ilmiah yang menggunakan ragam baku lengkap dengan sejumlah data valid dan objektif menjadi bahasa yang cair, komunikatif namun tetap dengan informasi yang bergizi.

Disinilah kemampuan literasi mengambil tempatnya. Seorang akan mumpuni mengubah KTI menjadi sebuah buku yang menarik dan komunikatif namun tetap berbalut informatif bila ia memiliki kemampuan literasi yang baik.

Dalam kamus online Merriam-webster dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan dan kualitas melek aksara dimana didalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis, dan mengenali serta memahami ide-ide secara visual.
Mengenali serta memahami ide- ide secara visual ini perlu latihan dan praktik sehingga kita dapat mengukur kemampuan kita dalam memvisualkan ide tersebut menjadi menarik dan mudah dipahami orang lain. Kemampuan ini tentu akan sangat mendukung dalam mengkonversikan sebuah karya tulis menjadi sebuah buku.

Apa sih karya tulis ilmiah itu? Menurut Madyo Eko dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (1991) karya ilmiah adalah suatu karangan / tulisan yang diperoleh  sesuai sifat keilmuannya dan didasarkan oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu. Disusun menurut metode tertentu, dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa serta isi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran dan keilmuannya.

Dari pengertian karya ilmiah di atas tentu kita sadar bahwa tidak mudah untuk menjadikan sebuah karya yang serius dan yang disusun menurut metode tertentu itu, juga dengan sistematis penulisan yang bersantun bahasa dikonversikan menjadi buku yang tetap menyajikan pesan tertentu kepada pembaca tapi dengan bahasa yang jauh lebih cair dan berbalut sistematika yang jauh lebih sederhana.

Akan tetapi bila kita mampu mengkonversikannya maka sejumlah keuntungan akan kita dapatkan, yaitu
1. Segmen pembaca karya kita akan lebih luas
2. Karya kita dapat diperjualbelikan
3. Bagi ASN dapat menambah angka kredit  yang sangat mendukung dalam proses kenaikan golongan, juga mendapatkan point dari publikasi ilmiah berupa buku tersebut
4. Nama kita akan dikenal masyarakat sebagai penulis
5. Ilmu yang didapat akan tersebar luas tanpa sekat.

Sebagai seorang guru, yang lulusan S1 atau S2 tentu pada dasarnya kita telah memaksa diri kita menulis skripsi atau tesis. Proses yang kita lalui tentu tidak mudah dan berliku. Berapa saja biaya yang telah kita keluarkan , waktu juga tenaga. Sedangkan setelah karya tersebut diujikan dan kita revisi biasanya akan berakhir indah di rak buku atau di perpustakaan kampus.
Seolah artefak yang tak berdaya ia hanya pasrah mematung dengan anggun di rak buku, sedangkan secara keilmuan dan metode yang kita gunakan untuk menuliskannya tentu saja ada sesuatu yang hendak kita sampaikan kepada pembacanya, iya kan?

Maka dengan mengkonversikannya menjadi sebuah buku maka keuntungan seperti yang tersebut di atas dapat kita nikmati. Jadi berminat untuk mengkonversikan KTI kita menjadi sebuah buku?

Tentu akan ada perbedaan yang signifikan yang harus kita lakukan. Terlihat nyata dari formatnya
Format buku sebagai berikut,
1. Judul
2. Kata pengantar
3. Prakata
4. Daftar isi
5. Isi buku
6. Daftar pustaka
7. Sinopsis
8. Profil penulis
Boleh ditambahkan gambar dan daftar indeks.

Format KTI
1. Judul
2. Lembar pengesahan
3. Kata pengantar
4. Halaman persembahan
5. Daftar isi
6. Pendahuluan
7. Tinjauan pustaka
8. Metode penelitian
9. Pembahasan
10. Kesimpulan
11. Daftar pustaka
12. Lampiran 

Dari formatnya saja tentu kita harus bekerja ekstra untuk mengkonversikan ini. Perubahan harus dilakukan, dan perubahan ini harus dipahami dengan tujuan untuk lebih menyederhanakan format tulisan menjadi lebih efisien dan efektif dalam penulisannya menjadi sebuah buku. Namun, perlu diingat perubahan yang dilakukan tidak boleh sampai mengubah isi kandungan karya tersebut.

Dari penjelasan Bu Nora, seorang Guru IPA di SMP Negeri 8 Semarang ini, maka penulis bisa melakukan hak berikut,
1. Ubah Judul
Judul KTI menggunakan bahasa ilmiah, kaku dan panjang, sedangkan judul buku menggunakan bahasa yang populer, santai dan singkat. Panjang judul biasanya terdiri atas 5-6 kata. Judul buku biasanya dibuat semenarik mungkin sehingga dapat menimbulkan gairah pembaca untuk menikmati buku tersebut sampai selesai.  Perlu diingat, pengubahan judul tidak boleh sampai mengubah arti.

2. Ubah Daftar Isi
Dalam mengubah daftar isi harus mengikuti pedoman 5W+1H. Formulasi what, why, where, when, who dan how harus ditelaah dengan matang dan teliti sehingga tidak ada bagian penting dalam KTI yang terlewatkan di buku yang kita buat.
Formulasi ini tentu saja akan memandu penulis tetap berada direl yang tepat dalam melakukan kegiatan konversi tersebut. 
Ciri khas dari metode,media, model yang menjadi fokus KTI kita dapat diuraikan dengan kembali menuliskannya dengan bahasa yang jauh lebih cair  dan menarik sehingga dapat memberikan informasi yang dianggap penting oleh pembaca.
Dengan menggunakan teknik parafrase tentu sangat memudahkan penulis dalam mengkonversikan tulisannya.

3. Jangan lupa tambahkan pula pengetahuan baru yang terkait tentang isu terkini yang relevan dengan materi KTI yang kita sampaikan. Mengkaitkan materi KTI dengan hal terupdate saat ini tentu akan sangat membantu pembaca dalam menghadapi masalah mereka atau menambah wawasan mereka terhadap situasi terkini yang mereka hadapi.

4. Penulis boleh menampilkan hasil dari penelitian yang telah dilakukannya tapi jangan terlalu banyak. Gunakan data seperlunya saja, mengingat bahwa pembaca kita ingin menemukan informasi yang disampaikan dengan menarik dari buku yang ia baca.
5. Perlu diingat bahwa secara kebahasaan penyajian KTI dengan versi buku harus berbeda. Perbedaan ini harus disadari tidak mengubah isi dari KTI yang telah terlebih dahulu ada.
Maka, semakin literer penulisnya maka akan semakin baik, semakin menarik versi buku yang dibuatnya. Usahakan agar pembaca versi buku dapat lebih memahami dan lebih nyaman membaca isi buku secara lengkap.
6. Penggunaan daftar pustaka yang menggunakan blog, harus blog resmi  seperti blog kemendikbud.go.id tidak menggunakan blog pribadi. Selain itu jumlah KTI versi buku minimal 70 halaman dengan format A5.

Jadi agar KTI yang dikonversikan ke buku tidak dikatakan  self plagiarisme, maka penulis tidak melakukan copy paste. Tuliskan kembali kalimat dalam KTI kita dengan kalimat baru yang bernada sama meski redaksinya sedikit berbeda. Tuliskan ulang setiap kalimatnya tanpa mengubah kandungan maknanya, tegas Bu Nora diakhir paparannya.

Ketika engkau bukan anak raja, atau seorang ulama yang berilmu maka menulislah, itu tepat untukmu. Namamu akan abadi dan dunia tak akan melupakanmu.

Malamku semakin mengerti arti aksara
Ia tak hanya diucapkan agar kau paham maksudku
Tapi ia perlu dituliskan agar setelah ku pergi
Ia dapat berkata banyak tentangku
Mendekap mimpi itu pasti
Merealisasikan mimpi itu yang terkadang masih menyimpan limbung
Malam menggulir ke satu tujuannya, pagi
Dan mentari bersiap hadirkan hari untuk kumaknai....masihkan halimun tak percaya?



Komentar

  1. Top bgt ,melayang hati dan pikiranku membaca puisi Bunda Susi .tetap semangat ya Bun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduh....jangan melayang dong Bun...terimakasih ya. Malam ini pokoknya deh....seru.

      Hapus
  2. Tulisan bunda susi dari awal sampai sekarang saya selalu terkesima ada karakter khusus dalam tulisannya enak di baca dan selalu memberikan pesan yang menggelegar..

    Semangat bunda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh....saya sampe bingung mau kata apa...pokoknya terimakasih, kita nikmati kelas hebat kita ya..Tulisan Bapak juga pasti keren.

      Hapus
  3. Tulisan yang penuh dengan diksi yang memukau, cintaku semakin full luber bu susi

    BalasHapus
  4. Diawali dan diakhiri dengan puisi yang manisπŸ˜πŸ‘

    BalasHapus
  5. Uniii ... The queen of diction babak selanjut nya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngak lah....kan kita sama sama belajar di kelas hebat ini.

      Hapus
  6. Mantull bu Susi, untaian puisi digabungkan dengan resume menghasilkan narasi bacaan yang enak dan bernutrisi.
    Sip pokokmen, Lanjutkan!

    BalasHapus
  7. Keren, selalu terpana jika ada puisi lanjut semangat mbak Sudi

    BalasHapus
  8. Keren indah puisinya mbak Susi, semangat, lanjut

    BalasHapus
  9. Satu kata buat bunda Susi keren abisssss..

    BalasHapus
  10. Butuh asupan gizi dan waktu yang tepat untuk baca resume ini, menarik. Ibarat nak masak bahan utamanya lah ada, resep nya lah ada tapi bahan pelengkapnya belom ada disinilah butuh kreatifitas si koki, bener dak ya? Nggak usah dijawab sus, semangat teruzzzz

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngak dibaca jg gpp, yg penting always thank you....

      Hapus
  11. Ku yakin aksara tlah berubah candu dalam hatinya
    Padanya kutahu kobaran semangat terus menyala
    Suatu ketika akan dibuktikannya pada dunia
    Aksara tak hanya candu
    Ia menjadi bagian nafas yang terus diembuskan
    sepanjang hidupnya

    Selamat Bu Susi yang selalu berbeda.

    BalasHapus
  12. Terimakasih...
    Semoga aksara menjadi hela nafasku
    Hingga ku mampu menjadi seseorang bukan sesuatu
    PadaNya kumeminta izin, semoga Ia mudahkan jalan, ringankan langkah.

    BalasHapus
  13. Ketika engkau bukan anak raja
    Tetap saja engkau punya istana
    Walau engkau penulis pemula
    Engkau tetap mulia karena berkarya.

    Salam Literasi πŸ™πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  14. Hem ..memang pujian bisa dilayangkan bagi yang memahami arti keindahan aksara .., semangat terus bunda, goresan aksara membuat hari lebih berwarna

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh...yang Gawai Aksaranya on the way...selamat adikku sayang.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi

Menulislah, karena engkau berharga

Ketika Tidak menjadi Iya Plus Bonus dariNya