Raih Asa itu Hanya Dengan Menuliskannya

Narasumber : Aam Nurhasanah, S.Pd
Moderator    : Dail Ma'ruf
Judul Materi: Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi
Waktu          : Rabu, 26 Januari 2022

Maafkan aku yang sok tahu
Yang mencoba mengurai rasa itu
Namun aku temukan getar haru nan membiru
Digetar suaramu di nafas yang engkau hela
Imajinasi ku mencoba berputar bersama waktu yang tak berjarak
Mencoba menyelami samudra dalam yang hanya engkau sendiri disana
Para indraku pun seolah ingin mengalir bersama
Untai kata yang engkau teguhkan
Mencoba kuat namun hatiku tak ingin menjauh darimu
Bukan waktu yang sebentar, tak mudah perjalanan ini, namun semua itu sanggup kau basuh dengan aksara yang tak bertepi
Saatnya kini kau suarakan, bahwa aku adalah contoh dari perjalanan yang tak mudah itu,
Lalu tiba-tiba kurasakan, aku jatuh cinta.

 Malam, kita bertemu lagi. Sudahlah tak perlu lagi kita cari ini pertemuan keberapa sebab seorang Bu Aam Nurhasanah selaku narasumber seolah telah membagi banyak amunisinya untuk semua peserta kelas menulis gelombang ke 24 malam ini. Bersama moderator yang penuh semangat dan telaten Pak Dail Ma' ruf, terasa mumpuni meramu malam yang bertajuk Menulis membuatku naik kelas dan berprestasi menjadi indah, syahdu dan bersemangat.

Dalam kisahnya, Bu Aam katakan bahwa ia adalah peserta kelas menulis gelombang 8 yang ternyata belum menemukan passionnya saat itu, jadilah ia mengulangi kelas yang sama di gelombang 12.
Sadar bahwa menulis bukan saja urusan kemampuan menulis, karena itu bisa dilatih dan dipelajari, maka dengan percaya diri tak ada alasannya surut untuk membuktikan diri bahwa ia mampu.

Dari sinilah ia melejitkan namanya. Menulis sungguhlah bukan urusan mampu atau tidak saja, tapi menulis urusan fokus dan niat. Ketika, niat ada tapi tidak fokus, tidak akan menghasilkan apa-apa.(seolah ada menjewerku mesra...hhmm) Begitu juga meski udah berusaha fokus tapi niat entah kemana maka ibarat berkendaraan tapi ngak dilengkapi dengan surat berkendara. 

Jadi teringat sebuah hadist dari Rasulullah, " Innamal a'malu binniyyat," yang artinya sesungguhnya amal itu tergantung pada niat.

Setelah fokus, niat terpancang dengan benar dan hadirnya rasa percaya diri, maka lengkaplah alutsista Bu Aam mengarungi dunia menulis yang sempat tak ingin basah didunia menulis.

Setelah memahami mantra sakti Oom Jay, menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi dan mengejawantahkan ya maka sesuatu yang hebat pun terjadi. 
Menulis setiap hari, dan merasa jika tidak menulis hari ini maka ia tidak berkarya dan bila tidak berkarya maka ia tidak akan dikenal orang dan dunia maka berkaryalah ujarnya, menulislah tegasnya mantap. Itu Bu Aam Nurhasanah. 

Seorang Kunyowijoyo pun berkata, syarat untuk menjadi penulis ada tiga yaitu menulis, menulis dan menulis. Hal ini telah sangat dipahami oleh Bu Aam.

Ini yang kemudian menghantarkannya menjadi penulis gigih, sebab salah satu karyanya ditulis dalam waktu satu Minggu. Enam hari menulis, di mana satu hari sanggup dilewatinya dengan satu bab dan di hari ketujuh digunakannya untuk mengedit tulisan nya. Lahirlah buku yang berjudul Parenting 4.0
Buku ini dibidani oleh penerbit mayor, Penerbit Andi, yang merupakan kolaborasinya dengan Prof. Richardus Eko Indrajit. 
Belum lagi buku-buku solo lainnya dan buku antologinya. Keren sekali.
Dan ini sebagian buku-buku yang mengukuhkan Bu Aam sebagai penulis handal.
Inilah yang menjadi alasan tajuk malam ini diusung. Menulis membuat seorang Aam Nurhasah naik kelas adalah karena ia telah melalui serangkaian proses dari nol hingga sampai ke tempat yang lebih tinggi, seperti saat ini.

Dari seorang peserta kelas menulis, ia naik kelas menjadi kurator, lalu menjadi editor, kemudian naik lagi menjadi moderator kelas online dan sekarang duduk anggun di kursi narasumber. Semua proses ini telah dilaluinya dan hebatnya semua ini menjadi materi dari buku yang telah dicetak semua menjadi buku solonya. Termasuk juga pengalamannya saat memenangkan kan lomba blog dan menjadi juara 1, ini menjadi buku solo ketiganya.
Tak butuh waktu lama akhirnya iapun didapuk menjadi juri di lomba yang sama.

 Dalam perjalanan menjadi editor, ia pun membuktikan bahwa dengan gawaipun seorang editor mampu bekerja. Seorang murid yang menjadi TKI di Arab Saudi ternyata mampu berinteraksi dengan Bu Aam hingga terbitlah sebuah novel,
berhalaman 300.

Pelopor kurator naskah alumni kelas menulis ini selalu mengupgrade diri dengan terus berlatih menulis dan belajar hingga kemudian menjadi penulis hebat. Meskipun, ia adalah seorang kepala sekolah, ibu rumah tangga dan seorang penulis yang dilengkapi dengan semua pernak pernik dunia menulis.

Menulis adalah kemampuan yang bisa membuat kita bertemu dengan orang hebat dan menjadikan diri kita sebagai orang hebat. Menulis juga sekaligus dapat menjadi terapi jiwa yang paling murah dan aman.

Menulis dipercaya sebagai obat yang ampuh untuk mengurai gangguan psikologis yang dirasa seseorang. Mengapa, karena dengan menulis seseorang akan mampu menguraikan dan menyalurkan rasa yang bergejolak. Perasaan terdalam yang kadang tak mampu diungkapkan kepada orang lain tentu akan menyamankan bila dituliskan.
Maka benar seperti yang diungkapkan Bu Aam dan pemateri terdahulu, bahwa menulis akan menjadi mudah bila yang kita tulis adalah apa yang kita rasa, yang kita tulis adalah apa yang kita suka.

Maka...mengapa seorang yang jatuh cinta akan mudah menjadi pujangga? Jawabnya karena ia ingin mencurahkan rahasia terdalam, rasanya yang tak mudah untuk diungkapkan kepada orang lain termasuk orang yang ia cintai.
Bagaimana akan mengungkapkan " aku cinta padamu" bila menatapnya saja telah membuat hati mabuk kepayang?
Begitupun rasa pilu yang mendalam, dengan menuliskannya maka akan terurai semua rasa plus Allah selipkan solusi didalamnya, buktikan deh. 

Maka rahasia menjadi penulis adalah hilangkan beban. Jadikan menulis sebagai passion sebagai gairah yang ibarat cinta, bila tak bertemu dengannya serasa ada yang bikin hati gelisah. Dengan menjadikan menulis sebagai passion maka artinya kita akan terus menerus menempa hati. Dan menjadi seseorang yang naik kelas.

Begitu banyak manfaat menulis, seorang feminis Kairo, Fatimah Mernissi berujar,
" Usahakan menulis setiap hari. Niscaya, kulit anda akan menjadi segar kembali akibat kandungan manfaatnya yang luar biasa." Setuju, jadi dengan menulis setiap hari kita bisa singkirkan skincare yang harganya bahkan lebih mahal dari beras kualitas premium. (Bu Aam setuju?)

Ketika kemudian passion menulis dibenturkan dengan waktu yang tersedia, maka skala prioritas lah yang dapat menjawabnya. Bu Aam sibuk, anda sibuk, saya yang seorang ibu rumah tangga juga sibuk maka tentukan skala prioritas, jangan sampai kegiatan menulis yang mengalah. Luangkan waktu untuk menulis, jangan menunggu waktu luang.

Konsistensi dan ketekunan tak segan untuk terus belajar adalah modal yang wajib dimiliki. Jangan risau kan waktu yang berjalan karena yang penting teruslah menulis, walau bagaimanapun situasi yang kita hadapi teruslah menulis, karena tanpa menulis jiwa akan terasa hampa. Temukan takdir itu.

"Aku lebih takut pada seseorang yang memegang pena( penulis) daripada seorang prajurit yang bersenjata lengkap"
(Napoleon Bonaparte)

Ketika malam beranjak pergi
Percuma ku rayu rembulan
Karena mentari telah mengabarinya
Tentang rindu yang ingin ditemuinya
Indahnya hanya embun yang tahu
Meski langit tetap tetaplah langit yang sama
Namun diujung jemarimu ia selalu berbeza
Karena rasa itu juga tak pernah sama
Meski kau aminkan rindu kita.



Komentar

  1. Joss banget.... Aku jatuh cinta pada tulisanmu kawan🥰

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kau mengukir senyumku diantar jarum jam yang semakin mlipir ke kanan menuju pagi😘

      Hapus
  2. Balasan
    1. Selalu mencipta karya yg manis
      Oh penulis handal .
      Jangan lupa mampir Bun ke beranda saya

      Hapus
    2. https://arofiahafifi.blogspot.com/2022/01/menulis-membuatku-naik-kelas-dan.html

      Hapus
    3. Saya masih belajar,Bu. Siap mampir.

      Hapus
  3. Mantap.. Berpuisi ria di awal dan penutup resume. Ada sentuhan penulis ternama..Kerennn resumenya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih, Bu. Ibu Aam yang keren banget...salam takzim.

      Hapus
  4. Hem....jatuh cinta lagi..., Aksara menyatukan kita...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hem....Hem...jumlahnya 26 to bisa dijadiin apa aja.

      Hapus
  5. Keren Bu Susi puisinya bikin saya melayang,he he he

    BalasHapus
  6. Mantap Bu kembinasi puisi dll ...lanjut Bu

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Mantap Bu tulisannya. Bikin gak mau berhenti baca kecuali sampai selesai...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi

Ketika Tidak menjadi Iya Plus Bonus dariNya

Anatomi itu tergenggam dalam tubuh buku