Ia tak kan pernah tergantikan
Narasumber: Widya Setianingsih, S.Ag
Moderator : Maesaroh
Judul : Mengelola Majalah Sekolah
Waktu : Jumat, 11 Februari 2022
Tataran itu bernama gramatikal
Bermula dari yang terendah, bunyi bahasa
Hingga merayap ke tingkat tertinggi wacana
Banyaknya anak tangga yang ditapaki
Tak membuatnya gentar ataupun jengah
Perjalanan waktu pun tak membuat ia gugup pada peradaban
Ia teguhkan semua rasa suka atau duka
Ia ikat semua asa dan cita
Terangkai indah dalam setiap jemari
Yang rindu ataupun yang cemburu
Ia penuh pesona, seperti engkau
Selalu sexy dan penuh pesona di setiap lekuk peradaban yang tertoreh ditubuh mulusmu, kertas.
Hai...hai, berputar jarum tak terbatas, bergulir seperti ia mau tanpa pernah bertanya apakah ini maumu. Kau akan bergerak ataupun tidak ia tak hirau, ia dengan ia sedang engkau pun dengan caramu. Namun, ku tahu kau tak akan pernah mampu mengingatnya, seperti ia yang selalu setia menantimu melirik, menatap, atau sesekali menoleh ya...ngak pernah kan lupa lihat jam, baik jam dinding ataupun jam tangan?
Dua malam yang lalu, ketahuan kan kalau saya telat, kumpulin tugas? Kelas menulis gelombang 24 kedatangan narasumber yang pernah sekelas sama saya bedanya beliau segera naik kelas dan saya masih betah menikmati kelas yang menakjubkan ini. Ibu Widya Setianingsih, S.Ag membawakan materi yang bertajuk Mengelola Majalah Sekolah ditemani moderator cantik yang dengan diksinya langsung membungkam ku tergugu nikmati aksaranya saat membuka kelas, ia Ibu Maesaroh. Dua ibu hebat ini membersamai kelas yang telah dibuat penasaran tentang materi yang hendak dipaparkannya ini.
Kita mulai aja yuk, menyelami materi yang telah dipaparkan dengan sedikit materi relate semoga mampu menambah indah dan pentingnya materi kita malam itu.
Mendengar kata majalah tentu ingatan kita akan berpeluk pada lembar kertas penuh warna yang dikemas cantik,menarik dan penuh informasi asyik. Keberadaan majalah sebagai salah satu bentuk fisik dari hasil pencetakan tentu tidak akan terpisah dari kekasihnya kertas. Meskipun, saat ini kita digempur dengan segala produk digital, tetapi membiarkan kertas berada dalam pelukan tetap terasa sexy, baca sampai habis biar ngak gagal paham ya.
Dilansir dari Britannica, pembuatan kertas pertama kali dilakukan pada 105 M, ketika Ts'ai Lun, pejabat di istana kekaisaran China, membuat selembar kertas menggunakan murbei dan serat kulit pohon lain bersama dengan jala ikan, kain tua dan limbah rami.
Kemudian kertas pertama kali dibuat di Baghdad pada tahun 793 M dimasa Harun Ar-Rasyid yakni pada masa keemasan Islam. Pada masa inilah pembuatan kertas sampai ke perbatasan Eropa.
Pada abad ke-14 sejumlah pabrik kertas didirikan di Eropa, termasuk di Spanyol, Italia, Jerman dan Perancis.
Lalu, pada tahun 1798, Nicolas Robert di Perancis membuat sebuah kasa bergerak yang dapat menerima aliran stok terus menerus dan mengirimkan selembar kertas basah yang tidak terputus ke sepasang gulungan pemeras.
Majalah sekolah yang biasanya menggunakan media kertas, dalam bentuk fisik meski bisa digantikan dengan bentuk digital. Akan tetapi, kenyamanan dalam tampilan fisik ini tentu lebih menyamankan.
Keberadaan majalah sekolah akan tetap memiliki pembaca setianya sampai kapanpun karena beberapa hal berikut.
Membaca tulisan Himam Muladi di Kompasiana yang berjudul 4 Alasan Fungsi Kertas Tak Tergantikan di Era Digital, dinyatakan bahwa di dunia literasi digitalisasi buku atau media informasi tetap tidak bisa menggantikan fungsi kertas dalam beberapa faktor. Alasannya adalah,
1. Rasa kepemilikan
Meski saat ini benda cetak manual seperti buku, mahalan dan lainnya boleh diganti cetakan digital, tapi itu tidak membuat pemiliknya mempunyai sebuah rasa kepemilikan yang erat jika dibandingkan buku atau majalah itu dalam bentuk fisik.
2. Faktor kesehatan
Penggunaan kertas dalam dunia literasi lebih cenderung menyehatkan di era digital. Beberapa fungsi syaraf dan psikologi manusia lebih berkembang saat mereka membaca dan menulis di selembar kertas dibanding kegiatan membaca dan menulis itu dilakukan di layar komputer.
Pam Mueller dan Daniel Oppenheimer dalam penelitiannya yang dipublikasikan di jurnal Psychological Science menemukan bahwa siswa yang mencatat dengan tangan secara signifikan lebih banyak melakukan pertanyaan secara konseptual daripada siswa yang mencatat di laptop. Menulis pada kertas juga akan membantu kita untuk belajar dan mengingat secara efektif.
3. Aspek lingkungan yang lebih baik
Limbah kertas jauh lebih baik dari pada limbah plastik terhadap lingkungan.
4. Dilema penggunaan kertas
Ketika kita butuh banyak kertas maka artinya akan semakin banyak pohon yang ditebang sebagai bahan baku kertas.
Nah, sekarang kita masuk ke materi utama kita yah...dengan catatan bahwa yuk kita bercita-cita untuk mampu menerbitkan majalah sekolah sebab meski kita dikepung oleh digitalisasi tapi tampilan fisik majalah tetap akan sangat dinikmati pembaca.
Apa sih majalah itu? Majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca. Sebagai terbitan berkala majalah bisa saja terbit di setiap bulan, tengah bulan ataupun mingguan, dan sebagainya. Berdasarkan isinya dibedakan majalah berita, majalah anak-anak, majalah wanita, majalah remaja, majalah olah raga, majalah sosial, dan majalah ilmu pengetahuan dan lain-lain.
Majalah sekolah adalah majalah yang dikelola, dibuat dan diedarkan di kalangan sekolah, dari sekolah untuk sekolah.
Membidani lahirnya majalah Kharisma, Khadijah is my inspiration, Bu Widya telah merasakan jatuh bangunnya membesarkan sebuah majalah sekolah sejak tahun 2007.
Beliau sangat menyadari jatuh bangunnya sebuah majalah sekolah, seperti halnya Kharisma. Lahir pada tahun 2007, sempat vakum di tahun 2008 dan terbit lagi di tahiun 2010 dengan title Kharisma Reborn.
Dalam paparan selanjutnya beliau mengungkapkan langkah penerbitan majalah sekolah yaitu,
1. Menyatukan ide/gagasan dari orang-orang yang akan terlibat langsung dalam penerbitan majalah sekolah. Menyamakan visi dan misi menjadi modal utama agar perjalanan majalah sekolah nanti berada dalam rel yang telah disepakati bersama.
2. Mengajukan proposal, berada dalam satu lingkungan resmi seperti sekolah tentu saja semua sepak terjang kita harus dapat dikomunikasikan dan dipahami oleh pemangku jabatan di sekolah. Dukungan penuh akan diberikan bila kita mampu menguraikan maksdu dan tujuan secata gamblang dan terinci.
3.Membuat rancangan majalah, ini sangat penting tujuannya untuk memvisualisasikan majalah tersebut sehingga tak ada yang ragu mengenai bentuk fisik dan konten yang terdapat didalamnya.
4. Mencari rekanan pendukung, keterlibatan pihak luar tentu akan berdampak positif bagi tumbuh kembangnya majalah sekolah. Kerja sama dengan oranh tua, beberapa perusahaan yang memang peduli dan dinas terkait tentu akan berdampak positif pada keberlangsungan majalah tersebut.
Setelah langkah di atas dilalui maka kita masuk ke tahap berikutnya, menetapkan susunan redaksi majalah sekolah.
Makalah sekolah tersusun atas tim redaksi berikut,
1. Penasihat, kalau sekolah berada dalam lingkungan yayasan maka ketua yayasan lah yang duduk sebagai tim penasihat.
2. Penanggung jawab, kepala sekolah adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap majalah sekolah tersebut, tanggung jawab itu meliputi isi konten, sirkulasi dengan semua efek logisnya dan staf redaksi akan mempertanggungjawabkan kegiatannya langsung kepada kepala sekolah.
3. Pimpinan redaksi
4. Editor
5. Reporter
6. Fotografer
7. Lay out
8. Bendahara
Manfaat majalah sekolah.
Keberadaan majalah sekolah merupakan sebuah angin segar bagi sekolah untuk lebih dikenal masyarakat. Pembaca yang tidak terbatas di kalangan siawa juga daya tarik lain seperti karya siswa yang terpampang nyata atau bahkan siswa yang menjadi materi tulisan tentu saja akan berimbas positif pada sekolah.
Serangkaian kegiatan sekolah pun dapat mengambil tempat dengan nyaman. Pihak sekolah secara berkala akan dapat menyampaikan kegiatan dan hasil kegiatan tersebut melalui tulisan di majalah sekolah.
Majalah sekolahpun dapat mengambil tempat sebagai sarana komunikasi antara pihak sekolah dengan wali/orang tua siswa. Selain itu majalah sekolah dapat menjadi sarana publikasi sekolah ke masyarakat.
Majalah sekolah dapat menjadi kebanggaan sekolah dan menambah nilai plus sekolah terutama saat akreditasi. Majalah sekolah pun dapat menghantarkan gengsi sekolah ke tingkat lebih baik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menerbitkan majalah sekolah,
1. Tentukan nama majalah sekolah, sertai juga jargon menarik yang tak mudah dilupakan orang. Nama majalah akan menjadi identitas yang membuat orang akan langsung menemukan nama itu dalam skematanya.
2. Tentukan konten yang akan mengisi majalah sekolah tersebut. Berangkat dari visi misi sekolah yang akan tercermin di majalah sekolah, maka pihak redaksi harus dapat menentukan kandungan isi dari majalah yang akan diterbitkan di sekolah tersebut. Ini akan membuat majalah tersebut menjadi memiliki arah atau haluan yang fix disetiap terbitnya.
Berdasarkan hal tersebut maka kita akan masuk ke isi berikutnya yaitu,
3. Salam redaksi
4. Berita sekolah
5. Profil siswa berprestasi
6. Karya siswa
7. Kegiatan siswa
8. Kuiz berhadiah
9. Prestasi sekolah
10.Info dan pengumuman.
Selain itu sebaiknya majalah sekolah ber ISBN. Ini bertujuan agar majalah sekolah kita memiliki hak paten.
Pembiayaan, masalah pembiayaan majalah didapat melalui orang tua, setelah melalui surat resmi pihak sekolah menginformasikan besaran nilai yang akan diminta dari orang tua, melalui BOSDa dan pihak sponsor.
Pihak yang dilibatkan dalam penerbitan majalah sekolah pun berhak atas sejumlah honor yang telah dipersiapkan.
Dalam perjalanannya kreatifitas para pengelola, tampilan majalah yang menarik dengan isi yang asyik serta keterlibatan siswa tentu harus di manage secara terus menerus dan ditingkatkan. Dengan demikian rasa memiliki majalah sekolah dapat terus dipupuk sehingga setiap terbit majalah sekolah selalu disambut antusias oleh semua penghuni sekolah.
Asyik kan bila kita menikmati langsung karya kita dengan semua kepenatan di dalamnya bersambut hangat pembacanya.
Jadi, mulai sekarang yuk siapkan diri untuk memulai lahirnya majalah sekolah di tempat Bapak/Ibu bertugas.
Ketika ingin terealisasi menjadi karya maka tak ada yang tak mungkin bagi hati ntuk segera melangkah wujudkan karya nyata
Duh malam, yang kerap abu-abu
Sembunyikan semua lelah dalam dengkur lembut
Hadirkan mimpi yang kerap bercanda dihari-hari
Membalut semua rasa hingga kau kerap lupa pada lelahmu yang sesungguhnya
Tak perlu takut pada lelah itu
Sebab pada saatnya nanti ia kan hadir dalam wujud nyata yang kan buatmu tersenyum
Yuk...manjakan lelah itu
Arungi keindahan yang berpeluk pekat malam
Untuk kemudian terjaga ketika waktu bertemuNya berkumandang di langit raya
Saya penggemar puisi-puisi bunda Susi😊
BalasHapusTerimakasih,Bunda
HapusMantul bu Susi, sangat menarik karena ada sorotan tentang kerta yang tak tergantikan di pusaran era digitalisasi. Tetap semangattt nulis.
BalasHapusTerimakasih,Pak. Semoga semangat ini selalu bekerja.
HapusKeren sekali,puisinya selalu membuatku kangen Bunda Susi,Semangat Bunda
BalasHapusTerimakasih, Bu Maryati
Hapus