5 Menit itu.....hhhhmm
Liuk aspal hitam membelah halimun yang mulai berkilau pagi itu. Udara segar janjikan bahagia ntuk lupakan sejenak rutinitas. Skenario sederhana tentang hari ini telah matang direncanakan. Ketika tinggal eksekusi, tetap ada krikil ntuk uji batas sabar.
Perjalanan riang dimulai, celoteh manja jagoan ku pertanda bahwa perjalanan ke Palembang dimulai. Meski berjarak tak terlalu jauh, jarak Kayu Agung - Palembang terasa terbentang jauh sekali dan nyaris tak ada waktu senggang untuk menyusuri ya. Sehingga, sungguh perjalanan terasa begitu mewah untuk anakku.
Perjalanan Jumat memang harus tunduk pada kehendak sang waktu. Sehingga, sholat Jumat menjadi alasan untuk berhenti sesaat sebelum mencapai tujuan.
Kedua lelakiku memutuskan ntuk berbaur bersama para lelaki ntuk laksanakan sholat Jumat di masjid kebanggaan warga Palembang, Masjid Agung. Masjid ini bernama lengkap Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Kayo Wikramo Palembang.
Cari tahu tentang Masjid Agung,Yuk..
Masjid yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman Kelurahan 19 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil, Palembang ini merupakan salah satu masjid tertua di Palembang. Masjid ini merupakan bagian peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam.
Biar semakin kenal dengan masjid ini, kita cari tahu lebih banyak yuk tentang masjid kebanggaan wong Palembang ini.
Dikutip dari situs Kemdikbud.go.id, masjid ini dibangun pada tahun 1738M ( 1151 H) dan diresmikan pada hari Senin, 28 Jumadil Awal 115 H atau 26 Mei 1748 M. Masjid ini didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin I, Kayo Wikramo.
Dibangun selama kurang lebih sepuluh tahun, awalnya masjid ini bernama Masjid Sultan dan belum memiliki menara. Bentuk masjid hampir bujursangkar, dengan ukuran 30m x 36m.
Masjid Sultan ini dirancang oleh seorang arsitek dari Eropa. Konsepnya memadukan keunikan arsitektur Nusantara, Eropa dan China.
Gaya khas arsitektur Nusantara adalah pola struktur bangunan utama berundak tiga dengan puncaknya berbentuk Limas. Undakan ketiga menjadi puncak masjid atau mustaka yang memiliki jenjang berukiran bunga tropis.
Pada bagian ujung mustaka terdapat mustika berpola bunga merekah. Bentuk undakan bangunan masjid dipengaruhi bangunan dasar candi Hindu-Jawa, yang kemudian diserap Masjid Agung Demak.
Kemudian, dikutip dari Tribun Sumsel.com, pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Najamudin (masa pemerintahan 1758-1774m) menara masjid dibangun.
Lokasi menara masjid dibangun terpisah dari bangunan utama, berada di bagian barat.
Pola menara masjid berbentuk segi enam setinggi 20 meter. Rupa menara masjid menyerupai menara klenteng. Bentuk atap menara melengkung pada bagian ujung dan beratap genteng.
Kemudian pada tanggal 22 Januari 1970 dimulai pembangunan menara masjid yang baru yang disponsori oleh Pertamina. Menara baru ini setinggi 45 meter, mendampingi menara masjid yang bergaya China.
Dalam sejarah berdirinya, masjid Agung telah mengalami beberapa kali renovasi. Pada 1 Februari 1970, renovasi resmi dilakukan. Kemudian pada Jumat, 10 September 1999 langkah awal penuh sejarah , yaitu dimulainya pengerjaan restorasi dan renovasi masjid Agung Palembang.
Bagaimana kelanjutan proses restorasi dan renovasi masjid penuh sejarah ini? Tunggu kelanjutannya ya....(bersambung)
Menyenangkan sekali...
BalasHapusIya Ama...
HapusDari masjid agung ke rumah ayuk aku tuuh dekeet banget, nyebrang jalan masuk lorong pk jo, cukup jln kaki sambil olahraga 🤭
BalasHapusLorok Pakjo atau lorong Bu? Lorok Pakjo mah jauuuhhhh
HapusWaw inisih ilmu pengetahuan, sejarah dan wisata ruahni 👍
BalasHapusIya...Bu Ovi, sebuah perjalanan yg asyik
HapusAda bulir hangat di ujung tatap ku, 5 menit itu seperti bunga tidur yang mencuri tenggat, aq tersadar sedih bercampur bahagia, kangenku belum kelar...
BalasHapusSeperti kisah Cinderella, waktu bertabur dengan riuh, ketika tengat tak dipenuhi semua kembali seperti semula, menjadi labu dan penuh debu...
HapusIndah sekali masjidnya...
BalasHapusIya Bunda, itu salah satu masjid kebanggaan orang Palembang
Hapus