Duduk...menulislah

Malam telah berlari
Halimun telah pergi 
Terik berjanji, hadirkan hangat 
Diam mengeja tiap ingin
Ingin mengubah diri
Menjadi pengelana aksara
Di samudera kreativitas
Renangilah, tak kau perlu pelampung
Ataupun riak gelombang yang jenaka
Sebab yang kau perlukan hanya
Duduk, atur nafas dan 
biarkan jemarimu menari

Kelas pelatihan menulis malam ini diampi oleh Bapak Wijaya Kusuma, M.Pd. dan seperti biasa agar lalu lintas perbincangan menjadi terarah dan teratur maka kelas malam ini dimoderatori oleh Ibu Rosminiyati.

Oom Jay, begitu sapaan akrabnya, menjadikan kelas yang bertajuk Ide menulis bagi guru menjadi begitu bersemangat dan hadirkan penasaran. Bagaimana tidak, di awal kelas dimulai Ia telah memberikan contoh, bagaimana menjadikan poster di Kantor Samsat sebagai bahan tulisannya. Yang kemudian di bagi di beberapa laman media sosial yang ia punya.

Oom Jay membuktikan dari poster yang biasanya sering kita abaikan bisa menjadi satu tulisan menarik. Kemudian di-posting dibeberapa media sosial yang ia punya.

Sensitivitas inilah yang diperlukan bagi seorang penulis untuk menemukan materi tulisannya. Menulis membutuhkan seni dan menulis tidak membutuhkan otak. Mengutip apa yang dikatakan oleh Jusa Putra (alm),  kita cuma butuh pantat untuk duduk dan menulislah, menulislah apa yang disukai dan dikuasai...mudah bukan? 
Tentu mudah bagi Oom Jay, lah bagi saya?

Menjadikan menulis sebagai seni butuh latihan, butuh pembiasaan. Maka, menjadi lumrah rasanya bila Oom Jay, kerap mengingatkan kalimat ajaibnya, menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Terkesan penuh misteri, tapi sebuah keniscayaan akan dinikmati oleh seseorang pembelajar yang penasaran dengan kalimat ajaib Oom Jay, menulislah setiap hari.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berlatih menulis setiap hari tersebut. Dijamin sederhana tapi butuh ketelatenan.
1. Berlatih menulis akan menjadi kebiasaan menulis. Tulislah sesuatu yang kita sukai dengan gaya kita sendiri. Masalah tulisan itu akan dibaca orang atau tidak, jangan terlalu kita pikirkan. Dengan terus berlatih, dengan gaya kita sendiri maka cepat atau lambat tulisan kita akan menemukan bentuknya dan pembaca setianya. Tapi...lakukan setiap hari dan menulis lah dengan hati.

2.Ide menulis dapat bersumber dari mana saja. Yang paling mudah adalah diri sendiri, perjalanan hidup dengan semua romantikanya adalah lautan ide yang selalu menarik untuk digali menjadi bahan tulisan, begitu juga dengan kegiatan kita sehari- hari.Dengan latihan dan menjadikan menulis sebagai seni tentu bahan baku ini akan menjadi bahan tulisan yang menarik. Bisa menjadi bahan menarik untuk blog yang kita kelola.

3. Cara menulis. Ketika akan menulis mulailah dengan pertanyaan 5 W+1H, what, where, when, why, who dan how. Kembangkan lah rumus ini menjadi beberapa paragraf yang tersusun dari paragraf pembuka, paragraf isi dan paragraf penutup. Mudahkan, kita cuma perlu menuliskan tiga paragraf saja dulu, bila ada kesempatan dilain waktu kita bisa mengembangkannya lagi menjadi beberapa paragraf lagi.
Pengertian paragraf adalah suatu gagasan yang berbentuk rangkaian kalimat yang saling berkaitan satu sama lain. Gagasan ini biasanya dikenali sebagai ide pokok.

Selai itu, Oom Jay juga menyatakan rumus jitu lain agar bisa menulis, yaitu 2 P, 267 dan 5 S. 2 P adalah pendidikan dan pengalaman. Kedua hal ini tentu saja sudah kita miliki,kan? 267 adalah relasi, diera sosial media seperti saat ini, selain memiliki teman di dunia nyata, kitapun berteman di dunia Maya. Ini akan berkorelasi positif dari kegiatan menulis yang kita lakukan dan 5 S, senyum, salam,sapa, sopan dan santuy.

Bacalah tulisan di atas dengan seksama, maka ketika engkau lelah untuk bangkit maka Bapak baik yang telah menebar kebaikan ini berujar tentang dua hal yang harus kita lakukan. Cara untuk membangkitkan diri sendiri agar mampu menulis adalah melawan, lawanlah diri sendiri  dan kita pun harus mampu mentertawakan diri sendiri. Melawan dan mentertawakan diri sendiri adalah dua jurus yang bisa dilakukan bila kita merasa perlu amunisi untuk membangkitkan diri sendiri.
Kadang diri yang Lena perlu sedikit keras
Namun jangan terlalu keras
Sebab pada dasarnya ia perlu waktu
Perlu waktu untuk ditertawakan
Selamat menjadi pengukir sejarah
Meski tak pada dunia, tapi ada ia
Ia yang rindu kenangan akan dirimu
Anak dan cucu kita

Komentar

  1. Keren bun..... Mantap resumenya

    BalasHapus
  2. Wah keren 👍
    Semangat terus jangan kasih kendor 💪💪💪

    BalasHapus
  3. Haduuh knp sih diksi puisinya selalu kereen bikin bagi resepnya dong bun 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah...Bunda, biasa aja kog, kita juga sama sama belajar,kan?

      Hapus
  4. Sudah ada kemajuan tidak hanya aksara, skrg sudah ada pemanis. Horei

    BalasHapus
    Balasan
    1. Horei....tinggal kasih pewarna makanan biar ada warnanya, trus bubuhi wrapcream biar ada bunga bunga nya.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

selamat pagi

Ketika Tidak menjadi Iya Plus Bonus dariNya

Anatomi itu tergenggam dalam tubuh buku