Pesta
Ini hanya tanah kosong
Yang kemaren begitu meriah
Begitu gempita Sorak Sorai
Menjadi damba, menjadi saksi
Kebisuan antara kita
Kemarin, di tanah kosong ini
Semua rasa membuncah
Emosi mengambil tempat nya
Antara suka ria dan hasut berbaur satu
Ketidakpuasan coba kalahkan lega
Ketika ulur tangan bersambut pelukan hangat
Ketika mata yang memerah menahan rasa
Tak ada lega, beban justru bertambah
Serakkan sampah yang tersisa
Derit besi yang bertaut atap terpal
Kelu menahan gagu pagi
Nyanyikan lagu kemenangan dan kekalahan
Ini bukan kompetisi, ini bukan pertandingan
Berhenti merasa kekalahan sebagai hukuman
Sedang mereka yang menang merasa jumawa
Tak ada menang kalah bila sadar ini amanah
Ia Yang Maha Tahu, menjadi sebab untuk waspada
Jangan ada niat yang tak lurus
Jangan ada pembalasan yang tak Ia kehendaki
Amanah tetaplah amanah, kan Ia minta pertanggungjawabannya
Bila kau pahami itu
Maka akan tanggal semua kebusukan dan keingkaran
Peluk lah ia, tatap dengan dalam
Yakinlah, pertanggungjawaban semua ini bukan main-main.
Satu pagi, diantara alunan sungai yang bergelut dengan halimun
Tersampaikan makna nya bun
BalasHapusAlhamdulillah...pilihan katanya, membosankan ngak Ama?
HapusWah cakep puisinya.
BalasHapusAlhamdulillah, Bun
HapusPuisinya pilihan katanya,membosankan ngak,Bun. Mohon krisannya.
semakin lincah jemarimu susi , hmmm menambah diksiku , segera browsing biar tahu makna
BalasHapusAlhamdulillah..terima kasih.
HapusKerenn bu
BalasHapusTerima kasih.
Hapus