Yuk Meluncur Bersama Penerbit Indie
Diantara Kerlip lampu jalanan
Seolah tak ada lelah penatpun ntah kemana
Kilau lampu kendaraan memecah malam
Pudarkan gelap yang tak sempurna
Bianglala hadir menjadi batas antara terang dan gelap
Gairah yang kemudian hadir
Meski gelap, meski malam
Gairah itu selalu hadir
Meski berbalut mimpi, ia tak kan lelah
Ini malam ke 18, hallo pertemuan demi pertemuan selalu hadirkan sensasi yang berbeda. Selalu ada suntikan semangat, selalu berhadapan dengan penguatan demi penguatan. Ahhaaaiiii....zona nyaman, masih kah engkau disana?
Kelas belajar menulis gelombang 21 malam ini terasa penuh semangat muda. Semangat yang dipompakan oleh pemateri, Bapak Raimundus Brian P., S.Pd terasa hingga persis dihadapan. Kehangatan sang moderator pun, Ibu Rosminiyati melengkapi malam ini. Di pertemuan ke delapan belas ini mengusung tajuk Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie.
Materi yang menarik sekaligus membuat penasaran hati, semakin mudah? Iya, saat ini penulis - penulis pemula yang hendak mempublikasikan karyanya tidak perlu lagi ragu. Percepatan antara kebutuhan untuk menerbitkan karya dengan sulitnya.menembua penerbit mayor, memberikan ruang baru bagi penerbit indie.
Semakin berkembangnya teknologi xerografi (fotokopi) memberikan angin segar bagi pertumbuhan penerbit independen atau penerbit indie. Keberadaan penerbit indie inilah yang memacu pertumbuhan jumlah karya yang diterbitkan yang akhirnya menaikjumlahkan buku yang diterbitkan dan mampu melayani lebih banyak pembaca dengan harga terjangkau.
Mengapa penerbit indie menjadi alternatif utama dalam menerbitkan karya penulis pemula yang minim pengalaman bersentuhan langsung dengan penerbit mayor? Penerbit indie melayani penerbitan buku tanpa proses seleksi. Inilah yang menjadi kunci mudahnya penerbitan buku saat ini.
Dahulu sebelum penerbit indie marak seperti saat ini, kita mengenal pernerbit mayor seperti Gramedia, Erlangga, Grasindo, Elex media, Andi dll. Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang, bila naskahnya ditolak maka ia akan mencoba ke penerbit lain. Apabila naskahnya masih saja ditolak, maka ia akan kembali mencoba ke penerbit lain. Sampai ada penerbit yang bersedia menerbitkan naskahnya. Apabila naskah telah diterima, penulis kembali harus bersabar, waktu satu tahun untuk penantian naskah yang telah masuk, diterbitkan hingga terpajang di toko buku sudah sebuah keberuntungan besar bagi penulis.
Akan tetapi, penulis tak perlu lagi harus mengalami kerumitan dan penantian sepanjang itu. Keistimewaan penerbit indie telah memberikan kesempatan bagi pera penulis untuk menerbitkan karyanya. Hal ini dikarenakan,
1. Naskah yang masuk pasti diterbitkan
2. Proses penerbitannya mudah dan cepat meskipun konsekuensinya penulis harus membayar biaya untuk mendapatkan fasilitas pra cetak, mencetak ulang buku pun menjadi tanggungan penulis.
Inilah konsekuensi logis dari penerbitan tanpa seleksi. Semua biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis, untuk mendapatkan fasilitas penerbitan yang memuaskan.
Untuk memudahkan peserta belajar menulis gelombang 21 menerbitkan karyanya, Bapak blogger muda keren ini menawarkan dua penerbit indie yang bisa menjadi alternatif peserta yang hendak menerbitkan karyanya.
Dengan biaya yang relatif ringan, Pak Brian memaparkan bahwa untuk penerbit indie pertama ini tidak menyediakan jasa editing. Penulislah yang melakukan editing secara detail. Penerbit akan mengirimkan naskah dalam bentuk PDF ( dengan watermark) untuk dicek kembali. Cukup dengan biaya Rp 300.000,- buku sebanyak 130 halaman dengan ukuran A5, siap diterbitkan, tertarik?
Naskah buku yang akan diterbitkan disertai kelengkapan buku
* Cover ( judul buku dan nama penulis saja)
* Prakata, ditulis oleh penulis asli dan wajib ada. Kata pengantar, ditulis oleh orang lain tapi tidak wajib
* Daftar isi ( tanpa no halaman)
* Profil penulis
* Sinopsis ( 3 paragraf)
Selain itu ditawarkan juga penerbit indie lain.
Bagaimana caranya, naskah dapat dikirimkan langsung ke Pak Brian dengan menyertai kelengkapan naskah dan isi naskah. Keduanya digabung dalam 1 file, jangan dipisahkan. File dikirim dalam bentuk Microsoft word. Biasanya prose penerbitan memakan waktu 15-20 hari. Akan tetapi, penulis jangan sampai memberi target lama waktu dalam.penerbitan naskah, mengingat antrian yang harus diproses.
Untuk biasa cetak ulang juga menjadi tanggung an penulis.
Buku 100 halaman ukuran A5 biaya cetak ulang 25 ribu, 130 halaman 28 ribu dan 150 halaman 30 ribu.
Khusus untuk paket Rp 650.000,- diperbolehkan meminta master PDFnya.
Diakhir penjelasannya, pada sesi tanya jawab, mantan peserta belajar menulis gelombang 4 ini menegaskan bahwa buku dari penerbit indie tidak akan bisa masuk ke toko buku Gramedia. Ini bagian dari konsekuensi karena menerbitkan buku tanpa proses seleksi. Jadi pemasarannya tidak menjadi tanggung jawab penerbit. Penulis lah yang menjualnya secara langsung atau memanfaatkan sosial media penerbit. Kalau pun penerbit ikut menjualkannya itu terbatas diweb, media sosial penerbit atau di market place.
Jadi memang tujuan utamanya adalah menerbitkan buku terlebih dahulu.
Ada sebuah kabar gembira juga, buku dari penerbit indie dapat saja diterbitkan penerbit mayor, tetapi dengan memberi sedikit perubahan pada naskah asli. Akan tetapi sebelumnya, penulis harus terlebih dahulu menginformasikan ke penerbit mayor bahwa karyanya tersebut pernah diterbitkan penerbit indie.
Jadi bagaimana, kesempatan semakin terbentang luas. Kemudahan telah terpampang nyata di depan mata. Tak perlu merasa ini itu, sebab berarti tidaknya sebuah karya ditentukan oleh pembaca bukan penulisnya. Ambil atau biarkan!
Muda bersemangat itu lah dia
Menyapa dengan semangat muda
Menghentak, bikin kaget, terkejut hati
Jalan mulus terbentang di hadapan
Biarkan kau duduk, dan tuliskanlah
Biarkan buku dihatiku menjadi buku digenggam nya
Biarkan suka duka dihatimu
Menjadi berharga dihatinya
Sukaaa banget pembuka sama penutupnya, seperti pujangga
BalasHapusTerimakasih untuk sukanya, Bunda. Spesial ya sebab a nya ada 3, hehehe
HapusPengemasan kata2nya asik, jadi enak membacanya dari awal sampai akhir, keren bund
BalasHapusAlhamdulillah..terimakasih, Bunda. Bunda juga, gaya bercerita ya keren.
HapusPengemasannya sangat asik, jadi enak dibacanya dari awal sampai akhir, keren bund.
BalasHapusTerima kasih,Bunda
HapusSemoga sukses
BalasHapusAamiin.... Bunda juga,semoga sukses ya.
HapusKeren Bun..., Bungkus jadi buku solo ya..
BalasHapusHhhmmmm....bungkus
HapusAlinea pembukanya keren bun👍
BalasHapusTerimakasih Bun..
Hapus