Kita berpisah tapi bukan untuk pergi
Malam semakin larut
Bawa semua kenangan tentang kita ke peraduan
Aku disini, di ujung malam bersiap ntuk engkau tinggalkan
Kita yang tak pernah bersua, namun terasa ada sebuah jalinan erat yang membersamai kita
Engkau berdiri tegak, bersiap lambaikan tanganmu pada ku yang kembali tergugu oleh rindu yang baru
Aku, tahu dengan lembut engkau minta ku untuk pergi
Untuk melangkah bersama alunan aksara yang telah begitu engkau cintai
Meski angin malam berbisik padaku bahwa tak kan engkau tinggalkan aku sendiri, arungi lautan aksara itu
Kita tak pernah bertemu, kau pun mahfum itu, tapi itu tak jadi alasan untuk kita menjadi asing satu sama lain
Tak terlalu lama kita bersama, meski hanya gelap malam pertanda kebersamaan itu
Namun, kebersamaan yang singkat itu mampu gemai puluhan jam berikutnya
Dalam kerjap mataku yang tak indah
Kau buat aku semakin mengerti
Turuti nasihatmu, agar aku bersiap menjadi ia yang tak terlupakan
Terima kasih untuk perjalanan ini
Terlalu singkat dalam hitungan waktu, namun terlalu dalam ntuk ku renangi dalam dunia kreativitas ku, imajinasiku
Aku tak tahu kapan lagi kan bertemu
Namun ku tahu, perjalanan ini kan dimulai dari sini, dari titik ini
Kuingin terbang, nikmati keindahan aksara itu...tak hanya untuk ku, tapi untuknya dan mereka
Aku pergi tapi tak ku biarkan kau pergi
Menyentuh... Perpisahan bukan akhir segala e, tp awal tuk melangkah kedepan yg lebih baik...
BalasHapusBetul Ama...melangkah itu yg penting
Hapusluar biasa bu susi, resumenya langgung jadi ttg closing ceremoni BM 21 dan 22 patut diteladani
BalasHapusmenulis tiap hari lalu lihat apa yang terjadi
Terimakasih Pak Dail, sepertinya saya sendirian di lintasan F1 ini, hehehe
Hapuskren bu susi. terima kasih resume closing yang menyentuh. mantap luar biasa
BalasHapusTerimakasih juga karena telah membersamai kita di gel 21 dan 22, Pak. Salam takzim dari kami semua.
HapusSalam perpisahan yang indah
BalasHapusKita lewati beberapa menit lagi, aksara yang indah pun kan meluncur untuk mu...Miss u
HapusAgar ia tak pergi, ikatlah dia di dalam hati, dan lepaskan dalam untaian aksara yang membahana. Tak hanya dirimu melainkan seisi dunia akan tahu bahwa engkau masih merindu dan dirindui. Selamat terbang setinggi-tingginya Bu Susi. Jangan lups untuk lambaikan tanganmu padaku bahwa aku menunggu hadirmu.
BalasHapusTeary eyed...terima kasih Bu Ros dah memperkenalkan orang-orang hebat ini ke Susan, dan berlanjut, Susan yang memperkenalkannya ke saya. Semoga sayapku masih cukup kuat ntuk dikepakkan sementara identitas yang kumiliki tak sama. Terimakasih Bu Ros, semoga lambaian tangan itu jadi semangatku.
Hapus