Postingan

Anatomi itu tergenggam dalam tubuh buku

Gambar
Nara sumber :Theresia Sri Rahayu, S.Pd,SD Moderator : Arofiah Afifi Judul : Anatomi Buku Waktu : Rabu, 22 Juni 2022 Semalam, kantuk dan lelahku tak izinkan ku ntuk merangkai aksara ku Ia ingin aku tak beranjak darinya, terus merayuku dalam buai mimpi dalam derai malam nan dingin dan tua Esok saja, bukankah sinar mentari yang hangat akan menguatkan jemari dan segarkan fikiranmu, ujarnya terus merayu lelahku agar menyerah Pagi ini, kudapati pagiku bahagia karena janji mentari Tapi, awan hitam ingin bertahta dan gantikan pagiku dengan derai air lengkap dengan kaki runcingnya Pagiku menjadi dingin dalam syahdu yang biru Satu yang ku tahu, ada sebuah janji yang telah terpatri di dinding hari Memang telah tak kupenuhi asmara peri aksara selama beberapa waktu Tapi kini, mereka merajuk ingin menari bersama pagi yang dingin,  Ntuk tunaikan sebuah janji, dan itu...ini. Semalam, sebuah materi menarik disampaikan oleh seorang ibu muda dan cantik. Bertajuk Anatomi Buku, ibu Tere, ta...

5 Menit itu.....hhhhmm

Gambar
Liuk aspal hitam membelah halimun yang mulai berkilau pagi itu. Udara segar janjikan bahagia ntuk lupakan sejenak rutinitas. Skenario sederhana tentang hari ini telah matang direncanakan. Ketika tinggal eksekusi, tetap ada krikil ntuk uji batas sabar. Perjalanan riang dimulai, celoteh manja jagoan ku pertanda bahwa perjalanan ke Palembang dimulai. Meski berjarak tak terlalu jauh, jarak Kayu Agung - Palembang terasa terbentang jauh sekali dan nyaris tak ada waktu senggang untuk menyusuri ya. Sehingga, sungguh perjalanan terasa begitu mewah untuk anakku. Perjalanan Jumat memang harus tunduk pada kehendak sang waktu. Sehingga, sholat Jumat menjadi alasan untuk berhenti sesaat sebelum mencapai tujuan. Kedua lelakiku memutuskan ntuk berbaur bersama para lelaki ntuk laksanakan sholat Jumat di masjid kebanggaan warga Palembang, Masjid Agung. Masjid ini bernama lengkap Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Kayo Wikramo Palembang.   Cari tahu tentang Masjid Agung,Yuk.. Masj...

Satu Episode Pagi

Gambar
Tiba-tiba aroma hangat secangkir kopi menjadi pertanda bahwa waktu milikku sekarang. Tak ada lagi keriuhan, tak ada pekik nyaring anakku dan ketergesa-gesaan suamiku.  Atmosfer ku lengang dan dihadapanku secangkir kopi hangat dengan liuk asap putihnya menjadi pertanda, waktu ini adalah milikku. Aku nikmati harum kopi dan harum udara pagi dengan penuh rasa syukur. Seolah siaga satu,lengkap dengan sirine dan keriuhan di sekitar, suasana pagi kurasakan hingar bingar. Di saat anandaku bangun tidur, rayuku dan rengekan manjanya menjadi pertanda hari baru dimulai.  Seorang anak laki-laki butuh waktu tidur lebih lama, itu kata penelitian, tapi apakah memang butuh waktu agak lama untuk seorang anak laki-laki bangun tidur? Belum sempat kucari penelitian tentang itu. Yang kutahu, memang agak butuh rayuan panjang bagiku bangunkan jagoan kecilku ini. Ia butuh waktu untuk "ngumpulin nyawa" dan keluar dari kamarnya. Setelah bangun maka pilihannya segera sholat subuh atau mandi ...

Wanita itu

Gambar
Aku mengenal wanita itu di suatu sore nan nyaman. Tanpa sengaja memang, dan ternyata perkenalan itu begitu membekas dihatiku. Tak ada yang istimewa dari tampilan fisiknya, tapi satu yang aku suka. Ia memiliki tatapan yang lembut, pun tutur kata yang nyaman untuk didengar. Hingga tanpa aku sadari, sore semakin tua, adzan maghrib berkumandang dan kami berpisah. Sejak saat itu seolah ingin kembali bertemu dengannya, sering kudatangi taman kecil ini. Berharap bertemu dengannya dan melihat senyumannya yang menenangkan hatiku. Secara singkat ia pun bercerita tentang anak bungsunya,yang seusia denganku. Seperti diriku, anaknya pun sedang menuntut ilmu di sebuah pesantren di pulau Jawa. Tergulir doanya untukku semoga ilmu yang kuperoleh disini dapat menjadikanku sebagai hamba Allah yang bermanfaat bagi banyak orang, aamiin. Untuk remaja seusiaku, bisa mengenalnya seolah mampu menjadi pengobat rinduku pada sosok Ummi. Mungkin ia seusia ummi, tapi sudahlah. Ummi...bergetar hatiku, so...

Rindu si anak ayam

Gambar
Bismillah Alhamdulillah tak seperti kemarin siang ini udara begitu nyaman, terik mentari tak segarang beberapa hari yang lalu. Meski meregut sesekali kecup angin terasa manja didedaunan yang bergoyang. Warna langit pun tak sebenderang kemarin, dengan warna biru cerah yang mendominasi. Satu kata untuk siang ini, nyaman. Itu justru mengundang buai kantuk yang lezat untuk dinikmati siang ini. Siang ini, kisah kita akan bercerita tentang satu hewan ternak peliharaan keluarga kami, ayam. Sejak menetap di Kayu Agung, memelihara ayam menjadi hiburan kami. Selain bisa mengkonsumsi dagingnya, telur segarnya menjadi favorit, Faatih, anakku. Dulu sekali, saat baru memulai memelihara ayam, setiap ayam yang kami punya memiliki nama. Seolah mengerti, ayam yang dipanggil sesuai namanya memang terlihat seperti mengenal kami,tuannya. Ternyata berdasar sebuah artikel yang pernah terbaca oleh ku, ternyata ayam memang mengingat orang yang kerap memberinya makan. Akan tetapi, karena setiap ayam...

Mati Gaya? Ngak Koq!

Masih belum terlalu siang untuk tidak berkata masih pagi, udara terasa begitu sumringah. Sinar mentari mulai terasa gigitnya di kulit. Sedang riak dedaunan meliuk manja bersama buai semilir angin bulan Juni nan manis. Untuk satu keperluan sedang kereta mesin telah duluan ditunggangi suami, memaksa diri ambil satu keputusan miris, jalan kaki. Sebuah mini market menjadi tujuan hati. Mau tidak mau, warung terlalu jauh untuk didatangi, sedang ada pilihan yang jauh lebih dekat dalam hitungan jarak, minimarket. Lalu, kudapati hatiku menyemangati diri. Telah terlalu lama ngak jalan kaki disaat jalanan berpesta, banyak orang keluar rumah dengan rupa rupa kepentingannya. Jadi diri,yuk kuatkan tekad untuk arungi jalanan untuk dapatkan apa yang diperlukan saat ini. Celana hitam, baju panjang biru muda dan jilbab biru Dongker plus sandal jepit aiger menjadi pilihan fashion pagi ini. Berusaha untuk tidak mencolok, berusaha untuk tidak menarik perhatian.  Setelah berpamitan pada ibu di rumah, ku...

Seandainya saat itu ada dia...

Gambar
Siang ini, udara terik sekali. Angin yang biasanya kerap bercengkrama dengan dedaunan seolah malas bergerak. Pohon akasia berdiri mematung, rerumputan yang berada di bawahnya pun seolah tak mampu hadirkan liukan gemulai penanda ada kesegaran canda oleh ulah angin nakal. Sinar mentari terik, hadirkan hening isyaratkan para burung dan serangga pun jengah ntuk sekedar memulai permainan. Mereka tentu lebih nyaman berada diantar dedaunan rimbun seraya nikmati sedap mentari atau direlung tanah yang lembab dan harum. Hanya kesejukan yang menjadi tujuan, meski mager, istilah sekarang, berburu kesejukan tentu hal yang paling mungkin untuk dilakukan saat ini. Segelas air dingin dengan beberapa butiran kristalisasi air yang telah dibekukan menjadi pertanda bahwa...udara panas akan segera hengkang dari tenggorokan. Lalu, pandangan bersirobok mesra pada sebotol sirup yang bercita rasa melon. Warnanya hijau, dengan tekstur yang kental, wangi, ada kilau manja disana dan tentu manis. Hhhmm...